Restui 320 Ribu Meter Lahan Sultan Ground, Sultan HB X Minta Tol Bawa Manfaat Ekonomi untuk DIY

11 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur DIY sekaligus Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan bahwa pembangunan jalan tol di wilayah Yogyakarta bukan hanya soal percepatan konektivitas, tetapi harus memberi manfaat konkret bagi pertumbuhan ekonomi daerah. Harapan ini disampaikan menyusul penyerahan Serat Kekancingan, yakni izin pemanfaatan lahan Sultan Ground (SG) seluas 320 ribu meter persegi kepada Kementerian Pekerjaan Umum pada pekan lalu.

Lahan tersebut akan digunakan untuk pembangunan dua ruas jalan tol strategis nasional yakni Tol Jogja-Bawen dan Tol Solo–Jogja–Kulonprogo.

"Harapan saya itu, tol ya itu bisa memberikan pertumbuhan ekonomi pada daerah," kata Sultan HB X, Selasa (22/7/2025).

Sultan HB X mengatakan akses tol yang memadai terutama jalan keluar dan masuk harus dibangun agar masyarakat dan pemerintah daerah merasakan manfaat ekonomi secara langsung. Menurutnya kehadiran jalan penyangga dari dan menuju tol menjadi kunci agar kabupaten/kota yang ada di sekitarnya bisa turut merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur nasional tersebut.

Gubernur DIY ini lalu mencontohkan aktivitas sekecil apa pun, seperti pengendara yang keluar tol hanya untuk mencari makan, tetap dapat menyumbang perputaran ekonomi daerah. Hal semacam ini, kata Sultan, hanya bisa terjadi jika aksesibilitas dari tol ke wilayah sekitar memang dirancang dengan baik.

"Biarpun mungkin dengan keluar hanya sekadar dia makan. Tapi kalau itu tidak ada, berarti kita hanya menyaksikan lalu lintas kendaraan tapi tidak ada yang berhenti, untuk apa? Tidak membantu pertumbuhan ekonomi," katanya.

"Itu yang kami desakan ke pemerintah pusat untuk membangun jalan-jalan yang bisa exit maupun masuk. Biar kabupaten atau kota itu bisa menikmati pertumbuhan ekonomi," katanya.

Selain itu, Sultan HB X mencontohkan pentingnya konektivitas di sekitar gerbang tol seperti proyek pembangunan jalan Bokoharjo–Wonosari di Gunungkidul. Jalan tersebut berada dekat dengan gerbang Tol Jogja-Solo dan ditujukan untuk menunjang akses ke 10 kawasan pariwisata unggulan DIY, termasuk Prambanan, Kalasan, Candi Ijo, hingga Nglanggeran.

Meskipun jalan ini belum selesai, diharapkan bisa mendukung akses menuju 10 kawasan destinasi wisata utama di DIY. "Di situ ada 10 kawasan destinasi pariwisata dari Prambanan ada Kalasan, ada Candi Ijo, ada Nglanggeran, dan sebagainya ada 10," ungkap Sultan.

Lebih lanjut, Sultan juga menegaskan lahan Sultan Ground tidak untuk diperjualbelikan. Keraton hanya memberikan izin pemanfaatan dalam bentuk Serat Kekancingan.

"Hakikatnya itu tidak dijual tapi bisa digunakan. Perkara dibayar atau tidak, urusan nanti. Yang penting jalan itu sudah selesai," ungkapnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bina Marga, Roy Rizali Anwar, yang mewakili pemerintah pusat, menyebut penyerahan Serat Kekancingan sebagai bentuk kolaborasi antara negara dan institusi adat. Roy menyebut proyek tol ini akan memanfaatkan lebih dari 320 ribu meter persegi lahan Kasultanan.

Rinciannya, 75.440 meter persegi digunakan untuk Tol Jogja–Bawen dan 245.302 meter persegi untuk Tol Solo–Jogja–Kulon Progo. Tanah itu terdiri dari 90 dan 177 bidang tanah desa, serta 8 dan 17 bidang tanah SG.

"Jalan tol Jogja-Bawen dan Solo-Jogja-Kulonprogo adalah bagian penting dari Proyek Strategis Nasional, untuk mempercepat konektivitas antardaerah, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, serta memperkuat integrasi wilayah Jogjakarta dengan Jawa Tengah dan sekitarnya," kata Roy.

"Kami menyadari bahwa proses ini melibatkan aspek teknis, hukum, sosial, dan kultural yang sangat kompleks. Atas nama Kementerian Pekerjaan Umum dan secara khusus Direktorat Jenderal Bina Marga, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ngarsa Dalem, Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta seluruh Penghageng Kraton atas restu, dukungan dan kelapangan hati dalam menyediakan tanah Kasultanan demi kemaslahatan rakyat," ujarnya.

Read Entire Article
Politics | | | |