Hamas: Diamnya Pemimpin Arab atas Genosida di Gaza Kecewakan Kami

11 hours ago 6
Warga Gaza terluka akibat serangan zionis Israel. (Days of Palestine)Warga Gaza terluka akibat serangan zionis Israel. (Days of Palestine)

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Pejuang Perlawanan Palestina, Hamas, pada hari Selasa (22/7/2025), mengkritik diamnya pemerintah Arab dan Islam terkait meningkatnya kelaparan di Jalur Gaza, dilaporkan Days of Palestine.

Hamas, menyebutnya sebagai tindakan yang "mengecewakan rakyat kami dan para pemimpin bangsa." Hamas juga mengecam kegagalan dalam melaksanakan keputusan KTT Arab-Islam yang dihelat di Riyadh pada November 2023.

Dalam pernyataan persnya, Hamas menyatakan, "Rakyat Palestina kami sedang sekarat karena kelaparan. Sudah saatnya mendobrak pembatasan, membuka penyeberangan, dan mengirimkan bantuan kepada mereka yang kelaparan di Gaza."

Hamas juga memperingatkan bencana kelaparan di Jalur Gaza telah memasuki "tahap berbahaya dan belum pernah terjadi sebelumnya".

Setelah hampir lima bulan penutupan total, mengakibatkan kematian 100 warga sipil, termasuk 80 anak-anak, akibat kelaparan dan kekurangan gizi.

Hamas menyatakan keheranannya atas keheningan yang terus berlanjut, dan menekankan bahwa reaksi resmi dari beberapa negara “tidak mencapai tingkat bencana yang dihadapi lebih dari 2,25 juta orang di Gaza.”

Pernyataan itu menambahkan bahwa keheningan total ini mendorong Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melanjutkan "kebijakan kelaparan dan genosida"-nya.

Sekaligus menuduh pendudukan menegakkan "mekanisme kriminal pembunuhan dan penghinaan" melalui strategi blokadenya.

Di sisi lain, ribuan truk bantuan masih tertahan di sisi Mesir dari perlintasan Rafah.

Gerakan perlawanan Palestina ini juga mengutuk pengabaian terhadap resolusi-resolusi KTT Arab-Islam dan menyerukan kepada negara-negara Arab dan Islam untuk “memecahkan kesunyian dan mengambil sikap historis”.

Salah satunya dengan mengaktifkan semua alat tekanan untuk menghentikan kelaparan yang dialami orang-orang tak berdosa. Serta mencabut pengepungan, mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan segera.

Hamas kemudian menyerukan pemutusan segala bentuk hubungan dengan "entitas pendudukan fasis", termasuk penutupan kedutaan besar, pengusiran duta besar Israel.

Selain itu penghentian semua upaya normalisasi, dan upaya isolasi pendudukan internasional "sebagai langkah awal untuk mencegah dan memaksanya menghentikan kejahatannya terhadap rakyat Palestina yang tertindas."

Zionis Kembali Bunuh Puluhan Warga

Sedikitnya 63 warga Palestina tewas sejak Senin dini hari akibat tembakan tentara Israel di Jalur Gaza, termasuk 26 pekerja bantuan kemanusiaan, menurut sumber rumah sakit.

Kematian ini terjadi di tengah gelombang serangan Israel yang semakin intensif dan krisis kemanusiaan yang semakin dalam di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Tentara zionis Israel melancarkan operasi darat di Deir al-Balah di Gaza tengah, tempat dua warga Palestina tewas dalam serangan udara yang menargetkan sebuah kendaraan.

Di tempat lain, Rumah Sakit Al-Shifa melaporkan beberapa korban luka akibat tembakan Israel di wilayah pesisir Al-Sudaniya, barat laut Kota Gaza.

Di Kota Gaza, pasukan Israel mengebom sebuah kamp pengungsi dan menyerang sebuah bangunan tempat tinggal yang menampung sebuah taman kanak-kanak di lingkungan Al-Rimal.

Akibatnya melukai seorang anak dan memicu teror di antara anak-anak di dalam fasilitas tersebut.

Days of Paletine, juga melaporkan kepanikan yang meluas ketika pesawat Israel menyerang atap gedung taman kanak-kanak tersebut sementara anak-anak berada di sana.

Dalam Serangan itu, pasukan Israel menewaskan dua warga Palestina di sekitar pusat distribusi bantuan di utara Rafah. Selain itu ada pula satu korban jiwa dalam serangan pesawat tak berawak di Khan Yunis, bagian selatan Gaza.

Ketika kekerasan meningkat di lapangan, Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan pada hari Selasa bahwa 15 warga Palestina lainnya, termasuk empat anak-anak, telah meninggal karena kelaparan dan kekurangan gizi hanya dalam 24 jam terakhir.

"Rumah sakit di Jalur Gaza telah mencatat 15 kematian, termasuk empat anak-anak, akibat kelaparan dan kekurangan gizi selama 24 jam terakhir," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

Dengan demikian, jumlah kematian resmi akibat kelaparan sejak Oktober 2023 menjadi 101, termasuk 80 anak-anak.

Sebelumnya sumber-sumber medis mengonfirmasi kematian seorang dewasa penderita diabetes, seorang anak, dan seorang bayi akibat kekurangan gizi.

Mereka menggarisbawahi dampak yang semakin mematikan dari pengepungan Israel dan runtuhnya layanan dasar.

Para pejabat kemanusiaan dan otoritas Palestina telah berulang kali mengeluarkan peringatan akan lonjakan kematian akibat kelaparan.

Terutama di antara kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.

Blokade Israel yang terus berlanjut dan penghancuran infrastruktur bantuan telah menyebabkan ratusan ribu orang kehilangan akses yang memadai terhadap makanan, air bersih, atau perawatan medis.

Mila

Read Entire Article
Politics | | | |