Home > Regional Wednesday, 23 Jul 2025, 00:33 WIB
Pemprov Kaltim menghadirkan akses internet gratis untuk desa-desa yang masih mengalami keterbatasan konektivitas digital.

REPUBLIKA NETWORK, SEKITARKALTIM – Untuk menjawab tantangan kesenjangan digital antarwilayah, khususnya antara daerah perkotaan dan pedesaan, Kaltim wujudkan internet gratis di desa-desa.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kaltim, Muhammad Faisal menyampaikan hal itu, dalam program Dialog Publika yang disiarkan Studio 2 TVRI Kaltim pada Selasa (22/7/2025).
Dialog itu bertajuk: Internet Gratis Desa, Menjembatani Kesenjangan Digital di Kaltim.
Faisal memastikan komitmen Pemprov Kaltim menghadirkan akses internet gratis untuk desa-desa yang masih mengalami keterbatasan konektivitas digital.
"Internet bukan lagi sekadar kebutuhan sekunder, tapi sudah menjadi kebutuhan dasar untuk pendidikan, layanan publik, dan ekonomi masyarakat," ujarnya.
Ia menambahkan, "Melalui program internet gratis desa ini, kami ingin memastikan tidak ada masyarakat yang tertinggal arus digitalisasi."
Faisal juga menyampaikan pihaknya terus bekerja aktif untuk memastikan program ini berjalan sesuai target dengan progres yang terus dipantau.
Selama ini, lanjutnya, Pemprov Kaltim terus bergerak.
“Bersabar bukan berarti diam. Setiap hari selalu on progres. Kami prioritaskan desa-desa yang memiliki pelayanan publik, seperti kantor desa, sekolah, dan puskesmas. Mudah-mudahan internet ini bisa digunakan dengan baik oleh masyarakat," imbuh Faisal.
Faisal turut menyampaikan target Diskominfo Kaltim dalam program ini.
Pihaknya menargetkan sekitar 150 desa setiap bulannya bisa mendapatkan akses internet gratis.
“Ini tantangan, tapi juga komitmen kami agar tidak ada desa yang tertinggal secara digital," tambahnya.
Program ini dijalankan melalui sinergi pemerintah daerah dan penyedia layanan internet.
Selain memperluas akses informasi, kehadiran internet di desa juga diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan, pelayanan kesehatan, serta membuka peluang ekonomi digital bagi masyarakat desa.
Yan Andri