REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Dorongan menghadirkan riset dan literasi sebagai dasar penyusunan kebijakan strategis kembali mengemuka seiring disahkannya Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Penyelenggaraan Riset, Invensi. Regulasi tersebut resmi diketok palu dalam Rapat Paripurna DPRD DIY pada Rabu (10/12/2025).
Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menyampaikan peran penting riset dalam memastikan arah kebijakan daerah berjalan secara tepat, jujur, dan berbasis data. Menurutnya, penguatan riset juga tidak bisa dilepaskan dari upaya menjaga kejujuran sejarah, terutama di Yogyakarta yang memiliki peran strategis dalam perjalanan bangsa.
"Kita wanti wanti kepada Menteri Kebudayaan juga Pemda untuk betul betul memperhatikan aspek kejujuran didalam mencatat sejarah. Tidak kemudian ada komunis sejarah yang kemudian nanti bisa memutar balikkan fakta. Menurut saya itu penting dan untuk Jogja satu PR lagi kita akan dorong di tahun depan menyusun banyak literasi, riset. Perda riset kan baru saja selesai," kata Eko, Sabtu (13/12/2025).
Eko menilai, pengesahan Perda Riset harus menjadi momentum bagi Pemda DIY untuk memperbanyak penelitian yang mampu menghasilkan kebijakan strategis, bukan sekadar program jangka pendek. Ia menyebut, riset yang dikerjakan secara serius akan memberikan pijakan kuat bagi pemerintah dalam mengambil keputusan pembangunan, sekaligus memperkaya literasi sejarah bagi generasi muda.
Ketua Komisi A ini juga sempat menyinggung terkait kendala yang dihadapi. Eko awalnya mengapresiasi capaian awal yang telah dilakukan Pemda DIY, khususnya dalam penyusunan naskah akademik sejarah yang dinilai berkualitas. Ia juga mencontohkan sejumlah produk literasi yang telah dihasilkan Dinas Kebudayaan DIY, termasuk penerbitan buku sejarah Pemilu 1955. Namun demikian, Eko menilai perhatian Pemda terhadap literasi dan riset sejarah masih belum maksimal.
"Ke depan saya kira pemda harus lebih serius, kalau saya melihat pemda belum memperhatikan penuh urusan literasi sejarah. Jadi masih mikir program program lain, misalnya harusnya kan tidak perlu beli hotel Mutiara misalnya yang sampai hari ini masih mangkrak. Itu kan kalau dipakai riset jadi banyak riset, jadi museum kan lebih bagus. Misalnya begitu," ungkapnya.
Eko juga menyoroti persoalan utama terletak pada fokus dan keberpihakan anggaran. Jika Pemda DIY benar-benar memprioritaskan riset dan literasi sejarah, seharusnya alokasi anggaran juga harus diperbesar secara signifikan.
"Pemdanya harus lebih fokus, untuk literasi terus dilakukan terutama penelitian penelitian sejarah. Jadi anggarannya harus lebih banyak. Coba anggaran hotel mutiara berapa ratus miliar sekian dibikin museum kan jadi banyak ya," kata dia.
Sebelumnya, pengesahan Raperda Penyelenggaraan Riset, Invensi juga mendapat penegasan dari Panitia Khusus (Pansus) BA 26 Tahun 2025. Wakil Ketua Pansus BA 26 Tahun 2025, H. Sigit Nursyam menilai penguatan riset daerah menjadi kebutuhan mendesak agar perencanaan pembangunan DIY benar-benar berbasis bukti.
Kebijakan pembangunan tidak boleh dilepaskan dari data dan hasil riset yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. "Pemerintah Daerah memegang peranan penting dalam menyusun perencanaan pembangunan yang terstruktur dan berorientasi hasil. Upaya tersebut wajib ditopang oleh kebijakan berbasis bukti dari data riset, penelitian, serta inovasi yang relevan," ujar Sigit.
Dari sisi eksekutif, Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menyampaikan bahwa regulasi riset yang telah disahkan akan menjadi instrumen penting untuk memastikan pembangunan DIY berjalan lebih terukur, inklusif, dan berkelanjutan. Paku Alam X menjelaskan ekosistem riset daerah kini diperkuat melalui sembilan kanal yang berfungsi menghimpun data, memperluas kolaborasi, serta memastikan hasil riset benar-benar dimanfaatkan dalam proses perumusan kebijakan.
"Yogyakarta sebagai kota pendidikan sudah seharusnya saling berkolaborasi dan bekerja sama untuk mengintegrasikan riset, invensi, dan inovasi daerah. Hal ini sebagai alat strategis dalam mencapai pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan," ujarnya.

5 hours ago
5













































