Sempat Terpisah, Fatimah dan Ibunya Kembali Disatukan untuk Ibadah Haji ke Makkah

6 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi

Jamaah haji Indonesia yang terpisah kembali disatukan. Penyatuan dilakukan tidak hanya saat di Makkah, tapi juga pemberangkatan dari Madinah ke Makkah.  

Salah satu cerita penyatuan itu datang dari Fatimah Zahro, jamaah asal Jember dari kloter SUB 31 (Surabaya). Ia seharusnya diberangkatkan ke Makkah bersama suami dan ibunya, Junaina pada Selasa (20/5/2025) pagi. 

Namun saat bus datang, ternyata mereka tak masuk dalam satu manifest. Fatimah dan suami berada di bus nomor 6. Sementara ibunya, seorang lansia dengan gangguan penglihatan akibat diabetes di bus nomor 10. 

Setelah diperiksa, ternyata keduanya terdaftar di syarikah berbeda sehingga sistem mengharuskan mereka berangkat terpisah.

Fatimah menolak. Ia menyatakan tak ingin berpisah dengan sang ibu tercinta.  

“Saya tidak mau kalau berpisah dengan ibu. Khawatir ibu perlu sesuatu. Alhamdulillah, disetujui untuk berangkat bersama ke Makkah,” ujarnya dengan haru di Hotel Abraj Tabah, Madinah.

Merepons hal tersebut, Ketua Sektor 2 Madinah langsung bergerak cepat. Ia bernegosiasi dengan syarikah dan mencabut nama Fatimah dan ibunya dari manifest agar bisa diberangkatkan bersama secara khusus.

Adapun sang suami tetap diberangkatkan lebih dahulu dengan bus 6. Sementara Fatimah dan ibunya akan menyusul secara mandiri dengan dukungan penuh dari petugas.

Sebelumnya Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah mengeluarkan surat edaran terkait penggabungan kembali pasutri maupun keluarga dan pendamping lansia/disabilitas yang terpisah.  Keluarga bisa terpisah lantaran beda syarikah. 

Pihak kloter diminta untuk mendata jamaah yang terpisah disertai dengan data-data syarikah masing-masing.  "Daftar itu harus diserahkan ke sektor dan dalam waktu 1X24 jam bisa segera diproses," ujar Ketua PPIH Arab Saudi Muchlis Hanafi, Selasa (20/5/2025).  

Sebenarnya, kata Muchlis, sudah ada penggabungan secara alamiah di lapangan. Tapi belum secara resmi melapor. Karena itu ia mengingatkan agar jamaah dan rombongan yang bergabung lagi untuk melapor ke sektor supaya segera terdata.   "Karena ini sangat penting agar tidak ada kendala gerakan Makkah ke Arofah, karena pelayanan di Armuzna berbasis syarikah," ujar Muchlis yang juga Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag itu. 

Ia meminta seluruh jajarannya agar menunjuk penanggung jawab khusus untuk penggabungan ini di setiap pelayanan. Dengan begitu, selama dua atau tiga hari ke depan otoritas penyelenggara haji di Saudi, Kemenag maupun petugas di lapangan punya semangat dan tujuan sama.    

"Haji bukan hanya perjalanan fisik tapi juga hati, perjalanan jiwa dan kebersamaan, memastikan kenyamanan dan ketenangan batin jamaah adalah bagian dari amanah yang kami junjung tinggi," ujarnya. 

Read Entire Article
Politics | | | |