Riset IPB Ungkap Pertanian Kota Mampu Serap Karbon Setara Hutan Hujan Tropis

3 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penelitian IPB University menunjukkan pertanian kota mampu menyerap karbon setara hutan hujan tropis, sekaligus menyediakan pangan sehat bagi masyarakat perkotaan. Temuan ini menegaskan potensi pertanian kota sebagai bagian dari strategi mitigasi perubahan iklim.

Riset tersebut merupakan kolaborasi IPB University, Perhimpunan Indonesia Berseru, dan organisasi non-profit Rikolto yang dilakukan pada 2023–2025 di enam demplot pertanian kota di Depok. Penelitian ini menjadi bagian dari program Pertanian Kota dan Potensinya untuk Mengatasi Dampak Perubahan Iklim di Kota Depok.

Peneliti Departemen Geofisika dan Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB University Idung Risdiyanto mengatakab, selama ini sektor pertanian kerap dipandang sebagai kontributor emisi gas rumah kaca. Namun, hasil riset menunjukkan pertanian kota yang dikelola secara alami dapat berperan sebagai penyerap emisi.

“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa pertanian kota juga dapat menjadi bagian penting dari langkah mitigasi. Sehingga kota bukan hanya penghasil emisi, tetapi dapat menyerap emisi, tentu pertanian kota yang dilakukan secara alami dengan penanaman rutin dan konsisten,” kata Idung dalam pernyataannya, Ahad (14/12/2025).

Selain menyerap karbon, pertanian kota juga berkontribusi terhadap penurunan suhu udara di sekitarnya. Idung menjelaskan data pengukuran di lokasi demplot pada 2024–2025 menunjukkan penurunan Diurnal Temperature Range (DTR) yang berdampak pada perbaikan kualitas termal lingkungan dan penurunan risiko kesehatan.

Peneliti Fakultas Pertanian IPB University Wanda Russianzi menambahkan praktik pertanian kota berbasis pengelolaan alami juga berdampak pada kualitas hasil panen. Sayuran yang dihasilkan dari kebun komunitas dengan kompos dan agen hayati dinilai lebih segar, cerah, dan bebas residu.

“Hal ini bisa menjadi keunggulan dibandingkan produk sayur yang dijual di sekitar lingkungan,” kata Wanda Russianzi.

Ketua Program Rikolto Nonie Kaban menilai pertanian kota dapat menjadi pintu masuk transformasi sistem pangan perkotaan menuju arah yang lebih berkelanjutan dan adil. Menurut Nonie, pertanian kota berpotensi memperluas akses pangan sehat, mengurangi sampah pangan, memperbaiki lingkungan, serta meningkatkan pendapatan warga.

“Kota Depok dapat menjadi katalis bagi aksi kolektif bagaimana kota mulai menata sistem pangannya,” kata Nonie.

Koordinator Nasional Perhimpunan Indonesia Berseru Tejo Wahyu Jatmiko menekankan peran pemerintah kota dalam menghubungkan dan mengoordinasikan berbagai pihak agar terlibat dalam program pertanian kota. Untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis data, pihaknya menginisiasi pemetaan sistem pangan Kota Depok.

“Model peta sistem pangan Kota Depok ini dapat membantu pemerintah mengambil keputusan melalui data, mulai dari ketersediaan lahan, pengembangan pertanian kota, hingga sumber sampah organik agar tercipta ekonomi sirkular,” kata Tejo.

Hasil riset selama dua setengah tahun ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi pengambil kebijakan di Depok dan kota lain dalam memperkuat ketahanan menghadapi krisis pangan dan krisis lingkungan akibat perubahan iklim. Penelitian ini juga disertai pelatihan teknis pertanian kota alami serta pengenalan pengukuran cuaca menggunakan Automatic Weather Station (AWS).

Kelompok tani yang terlibat merasakan dampak langsung dari pendampingan tersebut. Ratna, Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Sejahtera 09 Beji, menyebut pelatihan membuat kelompoknya mampu mengelola dan memperluas kebun secara mandiri.

“Dari tadinya kami tidak tahu apa-apa tentang berkebun, sekarang kami sudah bisa mengolah lahan sendiri saat memperluas kebun. Bangga juga ada perhatian dari banyak pihak kepada kami dan kebun kami,” kata Ratna.

Pertanian Kota di KWT Sejahtera 09 juga telah terintegrasi dengan pengolahan sampah organik menggunakan maggot dan kerap menjadi lokasi pembelajaran bagi kelompok lain di Depok.

Read Entire Article
Politics | | | |