Korban Serangan Israel ke Gereja Katolik Terakhir di Gaza Bertambah

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sebuah rudal Israel menghantam kompleks satu-satunya gereja Katolik di Jalur Gaza pada hari Kamis, menewaskan tiga orang dan melukai 10 orang lainnya, termasuk pastor paroki, menurut pejabat gereja. Mendiang Paus Fransiskus, yang meninggal pada bulan April, secara teratur berbicara dengan pastor tersebut tentang dampak perang terhadap warga sipil.

Penembakan terhadap Gereja Katolik Keluarga Kudus di Gaza juga merusak kompleks gereja, tempat ratusan warga Palestina berlindung dari serangan Israel yang telah berlangsung selama 21 bulan.

Paus Leo XIV pada hari Kamis memperbarui seruannya untuk gencatan senjata segera sebagai tanggapan atas serangan tersebut. Dalam sebuah telegram belasungkawa untuk para korban, Leo mengungkapkan “harapannya yang mendalam untuk dialog, rekonsiliasi, dan perdamaian abadi di wilayah tersebut.” 

Paus mengatakan bahwa dia “sangat sedih mengetahui hilangnya nyawa dan cedera yang disebabkan oleh serangan militer,” dan menyatakan kedekatannya dengan imam yang terluka, Pastor Gabriel Romanelli, dan seluruh paroki.

Presiden Donald Trump menelepon Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk menyampaikan kekecewaannya atas serangan terhadap gereja tersebut, demikian pernyataan Gedung Putih. Netanyahu kemudian merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa Israel “sangat menyesalkan bahwa sebuah amunisi nyasar menghantam Gereja Keluarga Kudus Gaza.”

Kompleks gereja tersebut menampung umat Kristen dan Muslim, termasuk sejumlah anak-anak penyandang disabilitas, menurut Fadel Naem, direktur sementara Rumah Sakit Al-Ahli, yang menerima para korban.

Badan amal Katolik Caritas Jerusalem mengatakan bahwa petugas kebersihan paroki berusia 60 tahun dan seorang wanita berusia 84 tahun yang menerima bantuan psikososial di dalam tenda Caritas di dalam kompleks gereja tewas dalam serangan itu. Pastor paroki Romanelli mengalami luka ringan.

“Kami diserang di dalam gereja sementara semua orang yang ada di sana adalah orang tua, orang yang tidak bersalah dan anak-anak,” kata Shady Abu Dawood, yang ibunya terluka oleh pecahan peluru di kepalanya. “Kami mencintai perdamaian dan menyerukannya, dan ini adalah tindakan brutal yang tidak dapat dibenarkan oleh pendudukan Israel.”

sumber : Associated Press

Read Entire Article
Politics | | | |