Investor Global Lirik Potensi Ekonomi Digital Indonesia

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — CEO RSM International, E.J. Nedder, menyebut Indonesia kini semakin diperhatikan oleh investor dan klien internasional. Nedder mengatakan, klien RSM International memandang Indonesia sebagai pusat peluang untuk pertumbuhan, inovasi, dan integrasi regional.

"Para investor tertarik pada ekonomi digitalnya, talenta yang terus berkembang, serta iklim regulasi yang semakin membaik," ujar Nedder dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (20/5/2025).

Nedder mengatakan, momentum Indonesia merupakan bagian dari perubahan regional yang lebih luas. Ia melihat pasar menengah ASEAN dan Asia Pasifik berkembang pesat dan dapat menjadi kekuatan besar untuk pertumbuhan berkelanjutan yang didorong oleh teknologi.

"Klien memandang kawasan ini bukan hanya sebagai tempat untuk berekspansi, tetapi juga untuk membayangkan kembali cara mereka menjalankan bisnis," ucap Nedder.

Nedder memaparkan, RSM International berhasil membukukan pendapatan global mencapai 10 miliar dolar AS pada 2024. Ia menyebut, pasar Asia Pasifik menyumbang kontribusi pertumbuhan pendapatan regional sebesar tujuh persen, dengan pendapatan mencapai 1,1 miliar dolar AS.

"Kekuatan jaringan kami terletak pada kemampuan memberikan solusi lintas negara yang didorong wawasan, bagi pasar menengah yang dinamis, terutama di negara-negara dengan pertumbuhan pesat seperti Indonesia," kata Nedder.

Chairman RSM Asia Pacific Council, James Komninos, mengatakan Asia Pasifik menjadi bagian dari strategi global RSM menuju 2030. Ia menyoroti berbagai inisiatif seperti pengembangan pusat ESG, penerapan teknologi AI, hingga solusi keamanan siber yang kini mulai dijalankan firma-firma RSM di kawasan tersebut.

"Semangat kewirausahaan dan budaya kolaboratif di kawasan ini menjadi kunci dalam menjawab tantangan masa depan," kata James.

Senior Partner RSM Indonesia, Angela Simatupang, yang juga anggota Direksi RSM International, mengatakan Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Regional Asia Pasifik 2025 pada 19–22 Mei 2025. Ia menyebut konferensi ini menunjukkan komitmen RSM terhadap pertumbuhan dan kolaborasi di Asia Pasifik, sekaligus menandai 40 tahun perjalanan RSM Indonesia.

"Mengambil tempat di tengah meningkatnya peran Indonesia sebagai kekuatan ekonomi kawasan, konferensi ini mempertemukan para pemimpin senior dari network RSM global dan Asia Pasifik untuk membahas transformasi pasar, kepercayaan investor, dan arah strategi jangka panjang network RSM," ujar Angela.

Selama konferensi, ucap Angela, para peserta membahas berbagai topik strategis seperti posisi Indonesia dalam rantai pasok global, transformasi digital, dan peran kawasan dalam mendorong pertumbuhan lintas negara. Ia mengatakan, proyeksi pertumbuhan hingga lima persen pada 2025, nilai ekonomi digital mencapai 130 miliar dolar AS, serta 70 persen penduduk yang berada dalam usia produktif menjadikan Indonesia tampil sebagai kekuatan ekonomi yang makin diperhitungkan.

"Berbagai peluang strategis yang dibahas meliputi pengembangan rantai pasok kendaraan listrik, pertumbuhan energi hijau, layanan keuangan digital (fintech), serta sektor pariwisata dan teknologi kesehatan," sambung Angela.

Menurut Angela, kebijakan hilirisasi industri serta pengembangan 24 Kawasan Ekonomi Khusus juga menjadikan Indonesia semakin menarik bagi investor. Ia menyampaikan, konferensi ini juga menjadi ajang bertukar pandangan terkait tantangan kawasan, mulai dari dampak perubahan arus perdagangan global, kebutuhan besar akan talenta digital, hingga peluang kolaborasi lintas negara di era ESG dan kecerdasan buatan.

"Konferensi ini ruang bersama untuk belajar, menjalin hubungan, dan merancang masa depan bersama," kata Angela.

Read Entire Article
Politics | | | |