REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Krisis ekologi yang kian nyata dalam beberapa dekade terakhir bukan hanya masalah teknis atau ekonomi, tetapi juga menyentuh dimensi batin manusia. Polusi udara, pemanasan global, deforestasi, dan kepunahan spesies adalah gejala lahiriah dari pandangan dunia yang menempatkan manusia sebagai pusat, sementara alam direduksi menjadi sekadar objek yang bisa dieksploitasi tanpa batas. Dari sinilah lahir kebutuhan untuk meninjau kembali warisan spiritual dan religius, untuk mencari dalam teks suci dan tradisi agama sumber daya moral yang dapat menuntun manusia keluar dari kebuntuan ekologis.
Proses tersebut kemudian dikenal sebagai ekoteologi, yakni pemikiran yang mengaitkan iman dengan tanggung jawab ekologis. Ekoteologi tidak muncul tiba-tiba, melainkan lahir dari dinamika sejarah, refleksi filosofis, dan kesadaran religius yang tumbuh menghadapi krisis global. Demikian dikutip dari buku Ekoteologi: Mengamalkan Iman, Melestarikan Lingkungan yang diterbitkan Kementerian Agama RI.
Dalam tradisi Kristen dan Katolik, lahirnya ekoteologi tidak bisa dilepaskan dari kritik Lynn White Jr. dalam artikelnya yang terkenal, The Historical Roots of Our Ecologic Crisis (1967). White menuduh bahwa interpretasi dominan terhadap Kitab Kejadian, khususnya perintah untuk “berkuasa” atas bumi (Kejadian 1:28), telah melahirkan sikap antroposentris yang melegitimasi eksploitasi alam. Pandangan ini memicu diskusi panjang dalam teologi Kristen dan Katolik. Sejumlah teolog kemudian mengajukan reinterpretasi, dengan menekankan mandat itu sebenarnya adalah panggilan untuk merawat ciptaan, bukan merusaknya.
Misalnya, Jurgen Moltmann mengembangkan Theology of Creation yang menekankan hubungan saling ketergantungan antara manusia, alam, dan Allah. Ia menegaskan bahwa ciptaan bukan milik manusia, melainkan milik Allah, dan karenanya harus dihormati. Pandangan ini membawa teologi Kristen ke arah yang lebih kosmosentris, menempatkan alam bukan sekadar latar bagi drama manusia, tetapi bagian integral dari keselamatan.

3 hours ago
4













































