REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Transformasi pendidikan yang mengintegrasikan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ke dalam pembelajaran sains dan teknologi tingkat dasar terwujud berkat program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang diinisiasi Tim Dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta dengan tajuk 'Edutech Berbasis AI: Pengembangan Kelas Sains dan Teknologi dengan Deep Learning' di SD Muhammadiyah Sokonandi Yogyakarta.
Ini bukan sekadar pelajaran biasa, tetapi bagian transformasi pendidikan di era digital. Suasana antusias menyelimuti ruang kelas SD Muhammadiyah Sokonandi ketika puluhan siswa sekolah dasar mulai mengenal dunia coding dan robotika. Wajah-wajah kecil itu berbinar penuh rasa ingin tahu saat mencoba memrogram robot sederhana.
Program yang berlangsung selama lima hari pada 11 dan 18 Oktober, kemudian dilanjutkan 8, 20 dan 28 November 2025 tersebut merupakan bentuk kolaborasi strategis antara perguruan tinggi dan pendidikan dasar dalam mempersiapkan generasi yang melek teknologi.
Kegiatan workshop ini didanai oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).
"Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan adaptif pada anak-anak sejak usia dini," ujar Ketua Tim Dr Risanti Dhaniaputri, dalam keterangannya, Senin (15/12/2025).
Program pelatihan yang dirancang tim UAD mencakup kurikulum yang komprehensif dan terstruktur. Kurikulum tersebut meliputi pembelajaran Deep Learning, literasi digital, metode Project-Based Learning (PjBL), pendekatan Science Technology Engineering and Mathematics (STEM), pengenalan coding dan robotika dan pengembangan kelas percontohan berbasis teknologi interaktif.
Kehadiran teknologi AI dan pembelajaran berbasis STEM di tingkat pendidikan dasar bukan lagi sekadar wacana tetapi menjadi kebutuhan mendesak di era digital. Program yang diinisiasi UAD di SD Muhammadiyah Sokonandi menunjukkan bahwa transformasi pendidikan dimulai dari langkah konkret dan kolaborasi yang solid antara berbagai pihak.
Pendekatan yang digunakan tidak hanya berfokus pada transfer pengetahuan semata tetapi lebih menekankan pada pengalaman belajar yang kontekstual dan aplikatif. Siswa tidak hanya mendengar teori tetapi langsung mempraktikkan konsep-konsep teknologi dalam proyek-proyek nyata yang menarik minat mereka.
Dengan membekali anak-anak dengan literasi digital dan kemampuan berpikir komputasional sejak dini, Indonesia sedang mempersiapkan generasi yang siap menghadapi tantangan masa depan dan mampu bersaing di era revolusi industri 4.0 menuju society 5.0.
Sebagai bagian integral dari kegiatan PkM, tim UAD menyelenggarakan Fokus Diskusi Grup (FGD) bersama guru-guru SD Muhammadiyah Sokonandi untuk membahas strategi penguatan pembelajaran STEM. Forum diskusi ini menjadi wadah kolaboratif yang menampung berbagai ide dan strategi inovatif dari para pendidik.
Dalam FGD tersebut, dibahas secara mendalam tentang integrasi STEM dalam pembelajaran tematik yang sudah berjalan di sekolah serta disusun rencana implementasi kelas percontohan yang berkelanjutan. Para guru berbagi pengalaman dan tantangan dalam mengajarkan konsep-konsep sains dan teknologi, sekaligus mencari solusi adaptif yang sesuai dengan karakteristik siswa.
Anggota Tim Murein Miksa Mardhia, menekankan pentingnya menciptakan ekosistem pembelajaran yang kondusif. "Kegiatan ini mendorong lahirnya ruang belajar yang memupuk rasa ingin tahu dan inovasi sejak dini. Anak-anak tidak hanya menjadi konsumen teknologi tetapi juga mulai memahami bagaimana teknologi bekerja dan bagaimana mereka bisa menciptakan sesuatu dengan teknologi," ucapnya.
Sementara itu, Dwi Normawati, menambahkan dimensi penting dari pendekatan kolaboratif yang diterapkan. "Kolaborasi lintas disiplin menjadikan proses pembelajaran lebih kontekstual, interaktif dan menyenangkan. Ketika sains, teknologi, matematika dan engineering diintegrasikan dalam satu proyek, siswa dapat melihat keterkaitan antar ilmu dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari," paparnya.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Sokonandi II, H. Sofyan, memberikan apresiasi tinggi terhadap program kerja sama ini. Menurut dia, inisiatif UAD membawa dampak signifikan bagi peningkatan kualitas pembelajaran di sekolahnya.
"Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini karena mampu meningkatkan kualitas pembelajaran serta menguatkan karakter inovatif peserta didik. Siswa-siswa kami menjadi lebih percaya diri dan termotivasi untuk belajar hal-hal baru, terutama yang berkaitan dengan teknologi," ungkap H. Sofyan dengan penuh antusias.
Program ini diharapkan tidak berhenti sebagai kegiatan sementara, tetapi menjadi model kelas sains dan teknologi yang berkelanjutan. Model pembelajaran yang dikembangkan di SD Muhammadiyah Sokonandi diharapkan dapat diadopsi oleh sekolah-sekolah lain, khususnya di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah dan sekolah-sekolah dasar di Yogyakarta pada umumnya.
Lebih jauh, program ini juga sejalan dengan upaya pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya pada pilar Pendidikan Berkualitas (Quality Education). Melalui program pengabdian masyarakat seperti ini, perguruan tinggi menjalankan perannya dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan berkualitas dan merata.
Program ini juga mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi, khususnya yang berkaitan dengan peran aktif dosen dalam pemberdayaan masyarakat. UAD membuktikan komitmennya tidak hanya dalam menghasilkan lulusan berkualitas tetapi juga dalam memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas pendidikan di tingkat dasar.

2 hours ago
3















































