Viral Gunung Slamet Coak Diduga Akibat Tambang, ESDM: Foto Lama, Bekas Pengeboran, Sudah Direboisasi

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menanggapi viralnya foto Google Earth yang memperlihatkan area lereng Gunung Slamet yang coak diduga akibat aktivitas pertambangan batu. Dalam foto, tampak adanya area terbuka berwarna cokelat di antara rimbun hutan serta sibakan memanjang seperti jalan menuju lokasi yang diduga tambang tersebut. 

Kepala Dinas ESDM Jateng, Agus Sugiharto, mengonfirmasi foto Google Earth tersebut memang memperlihatkan kondisi lereng Gunung Slamet. Namun dia menyampaikan, itu merupakan foto lama yang diambil antara 2017-2018. 

"Kalau yang viral foto Google Earth, itu sebetulnya adalah, itu dulu potongan foto tahun 2017-2018, di mana pada saat itu ada kegiatan eksplorasi atau pengembangan panas bumi oleh PT Sejahtera Alam Energi (SJA)," ungkap Agus ketika diwawancara di Kota Semarang, Senin (15/12/2025). 

Dia menambahkan, PT SJA sudah melakukan pengeboran di tiga titik. "Namun di ketiganya tidak menemukan potensi steam panas bumi yang sesuai harapan. Pada 2023, mereka sudah menghentikan kegiatannya dan melakukan rehabilitasi di bawah pengawasan Gakkum Kementerian Kehutanan (Kemenhut)," ucapnya. 

Menurut Agus, pihaknya bersama Gakkum Kemenhut telah meninjau lokasi bekas pengeboran PT SJA pada Ahad (11/12/2025). "Hasilnya teramati sudah tidak ada lagi bukaan karena semuanya sudah dilakukan rehabilitas dan penutupan lahan atau dilakukan rebosiasi kembali," kata dia. 

Agus mengatakan, saat ini terdapat lima izin tambang di sekitar wilayah Gunung Slamet. Namun dia memastikan, seluruhnya berada di luar kawasan hutan. "Kalau di tubuh gunungnya sampai saat ini tidak ada," ujarnya.

Lima perusahaan yang memperoleh izin tambang di sekitar wilayah Gunung Slamet yakni CV Smart Indo Cipta, PT Saka Bumi Gandatapa, CV Krakatau Indah, PT Keluarga Sejahtera Bumindo, dan PT Dinar Batu Agung. Dari kelimanya, aktivitas pertambangan oleh CV Smart Indo Cipta dan PT Saka Bumi Gandatapa tengah tidak aktif.

Sementara aktivitas tambang PT Keluarga Sejahtera Bumindo tengah dalam pengawasan teknis Dinas ESDM Jateng. Sedangkan penambangan oleh PT Dinar Batu Agung sedang ditangguhkan sementara. Hal itu karena kegiatan pertambangan oleh perusahaan tersebut masih belum memenuhi standar dan kaidah. 

"Statusnya kami hentikan sementara sampai ada perbaikan teknis dan lingkungan yang saat ini diawasi oleh ESDM, Dinas Lingkungan Hidup, dan Polresta Banyumas," kata Agus. 

Read Entire Article
Politics | | | |