Sudah Sampai di Tanah Suci tetapi Enggan Berhaji, Ini Akibatnya

5 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Haji merupakan salah satu rukun Islam. Amalan ini wajib ditunaikan bagi orang Islam yang mampu melakukannya, baik secara fisik, kesehatan, finansial, sarana transportasi, dan lain sebagainya.

Allah Ta'ala berfirman dalam Alquran:

وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الۡبَيۡتِ مَنِ اسۡتَطَاعَ اِلَيۡهِ سَبِيۡلًا

"Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu mengadakan perjalanan ke sana" (QS Ali Imran: 97).

Umumnya, orang Islam merindukan kemampuan berhaji ke Tanah Suci. Namun, ada kalanya beberapa oknum yang sesungguhnya mampu berhaji, justru enggan menunaikan rukun Islam ini.

Bahkan, ada yang lebih parah, yakni ketika seseorang telah berangkat ke Tanah Suci pada musim haji, dalam kondisi fisik yang sehat dan mampu melaksanakan rukun haji, tetapi justru bermalas-malasan di sana.

Menurut Ustaz Amien Nurhakim, seperti dilansir dari laman NU Online, Nabi Muhammad SAW telah memperingatkan dengan keras perbuatan itu.

Dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang memiliki bekal dan kendaraan yang dapat mengantarkannya ke Baitullah, namun ia tidak berhaji, maka tidak ada bedanya baginya apakah ia mati sebagai Yahudi atau Nasrani” (HR At-Tirmidzi).

Menurut al-Mubarakfuri, hadis di atas adalah peringatan keras bagi mereka yang menganggap remeh kewajiban haji yakni ketika mereka telah mampu melakukannya. Jika seseorang menolak wajibnya haji, ia bisa terjerumus ke dalam kekufuran.

Jika seseorang mengakui wajibnya haji tetapi malas melaksanakannya, maka ia berdosa besar. Tindakannya dapat disamakan dengan Yahudi atau Nasrani dalam hal kelalaian terhadap perintah Allah.

Bekal terbaik

Memperoleh kesempatan berhaji adalah hal yang patut disyukuri. Banyak orang yang telah mendaftarkan diri untuk beribadah haji tetapi harus menunggu dalam daftar antre cukup panjang dan setelah beberapa tahun baru bisa berangkat.

Ada juga yang telah memiliki kemampuan untuk berhaji, tetapi masih belum berencana melaksanakannya. "Barang siapa mengingkari (kewajiban haji), sesungguhnya Allah Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam." (QS Ali Imran [3]: 97).

Read Entire Article
Politics | | | |