Seperti Ngeledek KDM, Sekolah Ini Jutru Study Tour ke 5 negara di Eropa

3 hours ago 2
 akun TikTok @okayddawg) Para siswa sekolah Al Azhar IIBS Karanganyar, Jateng sedang berjalan-jalan di pusat kota Paris. Berseragam sekolah dan salfok dengan tas yang digunakan. (Foto: akun TikTok @okayddawg)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Seperti ngeledek Gubernur Jawa Barat (Jabar), Dedi Mulyadi atau yang akrab disapa Kang Dedi Mulyadi alias nama bekennya KDM yang melarang study tour bagi siswa di Jabar.

Viral di media sosial (medsos), siswa Al-Azhar International Islamic Boarding School (Al Azhar IIBS) di Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah (Jateng) justru memberangkatkan siswanya ke lima negara Eropa.

Video yang diunggah akun TikTok @okayddawg menampilkan para siswa sekolah tersebut sedang berjalan-jalan di pusat kota Paris.

Baca juga: Warga Tergiur Iming-iming Uang, Pakar dari UPER Peringatkan Risiko Data Biometrik

Para siswa tampak mengenakan seragam lengkap, mengenakan coat tebal dan membawa tas branded berjenis shoulder bag serta handbag, bukan ransel sekolah.

Perjalanan para siswa bukan sekadar liburan biasa, melainkan merupakan bagian dari program study tour bertajuk "99 Lights Into Europe".

Agenda tersebut berlangsung pada 19-28 April 2025 lalu, dengan tujuan lima negara sekaligus yakni Prancis, Swiss, Belgia, Belanda, dan Jerman.

Baca juga: Sejarah Makmurkan Masjid Al Muqorrobin Perumnas Depok Utara, Berkembang Miliki SDIT/SMPIT

Program ini bukan sesuatu yang dadakan melainkan sudah menjadi rutinitas akademik dari sekolah tersebut.

Humas Al Azhar IIBS, Ahmad Zulfikar, menyebut kegiatan ini memang rutin dilakukan sebagai bagian dari program pembelajaran.

"Program ini sudah berjalan semenjak tahun ajaran baru atau lebih tepatnya sejak pendirian kampus di Kabupaten Karanganyar," jelas Ahmad.

Di tahun pertama, siswa-siswi Al Azhar IIBS pernah diajak study tour ke Turki bersama Ustaz Felix Siauw.

Baca juga: Catatan Cak AT: KPU Biang Kasus Ijazah Palsu

Pada tahun berikutnya, para siswa bahkan berangkat umrah sekaligus melakukan kunjungan ke Jepang bersama orang tua masing-masing.

Kehebohan publik makin menjadi setelah biaya iuran untuk mengikuti program ini tersebar di media sosial.

Salah satu akun bernama @nza__.zlfn menyebut bahwa kegiatan ini memang rutin dan dilakukan tiga kali dalam setahun.

"Iya kak, 3 kali setahun," tulisnya di kolom komentar TikTok.

Baca juga: Polisi Tangkap Komplotan Joki UTBK-SNBT di UPI Bandung

Biaya yang disebutkan pun cukup fantastis dan langsung menjadi sorotan warganet. Dalam komentarnya, akun tersebut mengungkapkan nominal yang dibutuhkan tergantung negara tujuan.

'Overseas Aussie: 35 juta, Saudi: 50 juta, Europe: 60 juta," tulisnya lagi.

Tak semua siswa diwajibkan ikut dalam program ini karena sifatnya opsional, hanya untuk yang berminat.

Namun tetap saja, angka Rp 60 juta untuk satu kali perjalanan membuat publik terbelalak.

Baca juga: Komisi Ekonomi MUI Depok Rancang Program Strategis Pemberdayaan Umat

Warganet pun langsung membanjiri kolom komentar dengan berbagai reaksi. Sebagian mengaitkan fenomena ini dengan jurang kesenjangan ekonomi yang makin terasa.

Sementara itu, sebagian netizen menegaskan bahwa program ini wajar saja dilakukan oleh sekolah swasta elit.

"Beneran kesenjangan sosial ini mah," tulisnya.

"60 juta harga mobil Karimunku," tulis akun @amandafitriaputri15.

'Yang rumah kena floating KPR udah tahan-tahan yes," tulis akun @_deexmlbb.

"Yang komen mana KDM, woy ini sekolah swasta bukan negeri, jelas ortunya orang mampu," tulis @biawaktempur97. (***)

Read Entire Article
Politics | | | |