REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kerja Sama Digital (Digital Cooperation Organization/DCO) merilis laporan Digital Economy Trends 2026 yang memetakan berbagai perkembangan utama yang membentuk arah ekonomi digital global. Laporan itu menjadi rujukan strategis bagi pemimpin bisnis dan pembuat kebijakan dalam merespons percepatan transformasi digital.
Kepala Intelijen Ekonomi Digital DCO, Alaa Abdulaal menjelaskan, laporan lembaganya mengulas berbagai dinamika yang memengaruhi ekonomi digital. Mulai dari cara teknologi membentuk dunia usaha, perilaku masyarakat, hingga kesiapan pemerintah dalam mengikuti perubahan yang berlangsung sangat cepat.
"Laporan ini membahas apa yang sedang terjadi dan memengaruhi ekonomi digital, serta bagaimana teknologi mengubah cara bisnis beroperasi dan bagaimana pemerintah memastikan kebijakannya tetap relevan," ujar Alaa kepada awak media di Jakarta, Sabtu (13/12/2025).
Menurut dia, percepatan perkembangan teknologi global menuntut visi bersama agar setiap individu, pelaku usaha, dan komunitas bisa berkembang. Tantangan utamanya adalah memastikan kesiapan pemerintah dan pemangku kepentingan, termasuk ketersediaan data dan metodologi berbasis bukti untuk menyusun strategi yang tepat.
"Inilah alasan kami menyusun laporan DCO Digital Economy Trends 2026, untuk menganalisis data dan perkembangan yang ada serta membekali para pemangku kepentingan dengan wawasan dan langkah konkret dalam merespons tren yang teridentifikasi," terang Alaa.
Dalam laporan tersebut, DCO mengidentifikasi 18 tren utama ekonomi digital berdasarkan analisis data, kajian riset, dan perkembangan teknologi global. Juga, ada survei terhadap lebih 400 pakar yang terdiri atas ahli teknologi, ekonom, chief technology officer (CTO), hingga pembuat kebijakan.
Sebanyak 18 tren itu dikelompokkan ke dalam tiga tema besar, yakni ekosistem kecerdasan, pemberdayaan komunitas, serta keamanan dan kepercayaan. DCO juga membagi tren tersebut ke dalam dua kategori, yaitu tren yang berlangsung dalam 12–18 bulan ke depan, serta tren yang berkembang jangka menengah sekitar tiga hingga lima tahun.
Dari keseluruhan tren tersebut, DCO menyoroti beberapa tren dengan dampak paling signifikan. Salah satunya adalah penguatan keamanan siber secara menyeluruh dari hulu ke hilir, seiring munculnya teknologi baru seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.
"Ada fokus besar pada bagaimana menciptakan lingkungan digital yang aman dan membangun kepercayaan yang lebih kuat di dalam ekosistem teknologi. Keamanan siber tidak bisa lagi bersifat parsial, tetapi harus menyeluruh," kata Alaa.
Tren penting lainnya adalah menguatnya kecerdasan tertanam (embedded intelligence), yaitu sensor, sistem informasi, dan kecerdasan buatan terintegrasi langsung dalam kehidupan sehari-hari dan mampu merespons data secara real time. Menurut Alaa, tren itu melampaui otomatisasi sederhana.

12 hours ago
6










































