Kasus Keracunan Akibat MBG Terjadi di Beberapa Daerah, para Orang Tua Khawatir

4 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Peristiwa keracunan diduga akibat makan berizi gratis (MBG) terjadi yang terjadi di berbagai daerah dalam beberapa waktu terakhir membuat sejumlah orang tua siswa merasa khawatir. Para orang tua berharap ada perbaikan serius terhadap aspek keamanan dan higienitas makanan yang disajikan.

Purwanti (42 tahun), salah satu orang tua siswa kelas 5 di SDN Bangka 01 Pagi Jakarta Selatan, mengaku program MBG meringankan beban harian. Namun, Purwanti tetap menuntut kualitas. “Lumayan membantu, yang biasanya pagi-pagi menyiapkan bekal, nggak disibukkan, nggak harus menyiapkan bekal, apalagi yang kerja,” katanya saat ditemui Republika, Rabu (14/5/2025).

“Bisa dikaji ulang makanan yang akan disajikan ke anak-anak itu, jadi menunya itu istilahnya yang sehat terus bahan-bahannya juga harus fresh. Ya seharusnya seperti itu (ada monitoring) dan lebih ketat lagi, iya kan harus ada ahli gizinya,” katanya menambahkan.

Senada dengan itu, Dani (60), orang tua siswa kelas 6 SD, menyampaikan kekhawatiran serupa. Meskipun ia mengaku bersyukur di sekolah tersebut tidak ada kejadian tersebut. “Semua orang tua pasti khawatir kalau dengar kabar seperti itu, apalagi menyangkut anak-anak. Di sini sih alhamdulillah aman, tapi tetap harus diperhatikan betul kebersihan dan ketelitian,” katanya.

Meski masih ada kekhawatiran, sebagian besar orang tua tetap mendukung program MBG agar terus berjalan dengan perbaikan sistem. “Semoga ke depannya lebih baik dan makin aman buat anak-anak,” kata Agung (48) orang tua siswa lainnya.

Dari informasi yang dihimpun Republika, sejumlah daerah tercatat mengalami kasus keracunan yang diduga terkait dengan program MBG yang dijalankan di sekolah-sekolah. Salah satu kasus paling menonjol terjadi di Kota Bogor, tepatnya di Sekolah Bosowa Bina Insani.

Kasus ini menjadi sorotan karena gejalanya muncul secara lambat. Murid mengonsumsi makanan pada hari Selasa, namun keluhan baru meningkat pada Kamis dan Jumat. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya kontaminasi bakteri Salmonella dan Ecoli yang ditemukan pada air, telur, dan sayuran, sehingga kasus ini kemudian ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Dinas Kesehatan Kota Bogor.

Selain Bogor, beberapa daerah lain seperti Cianjur, Sukoharjo, Bandung, Tasikmalaya, dan PALI (Penukal Abab Lematang Ilir) juga pernah mengalami kejadian serupa. Umumnya, di daerah-daerah tersebut, gejala keracunan muncul dengan cepat atau beberapa jam setelah konsumsi makanan. Sebagian besar kasus pulih dalam waktu 1–2 hari setelah mendapatkan penanganan.

Sebelumnya, ratusan siswa dilaporkan mengalami keracunan usai menyantap menu program MBG di Kota Bogor pada pekan lalu. Berdasarkan data hingga Sabtu (10/5/2025), terdapat 214 siswa yang mengalami keracunan.

Read Entire Article
Politics | | | |