Home > News Wednesday, 14 May 2025, 16:30 WIB
Langkah ini beri ruang stabilisasi pasar sembari buka peluang baru pelaku bisnis maritim untuk merancang ulang strategi dagang.

ShippingCargo.co.id, Jakarta — Dalam langkah mengejutkan dan signifikan, Amerika Serikat dan Tiongkok akhirnya sepakat pangkas tarif perdagangan secara besar-besaran selama 90 hari ke depan. Kesepakatan ini diumumkan pada Senin (12/5/2025) di Jenewa, Swiss, usai negosiasi intensif selama akhir pekan yang dipimpin Menteri Keuangan AS Scott Bessent dan Wakil PM Tiongkok He Lifeng.
Berdasarkan pernyataan resmi, AS akan menurunkan tarif atas produk Tiongkok dari 145 persen menjadi 30 persen. Sebagai balasan, Tiongkok akan memangkas tarif atas produk AS dari 125 persen menjadi 10 persen, dengan kebijakan ini efektif berlaku mulai 14 Mei.
“Kesepakatan ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak untuk menyeimbangkan perdagangan tanpa harus memutus hubungan,” ujar Bessent. Ia menekankan bahwa kedua negara tidak ingin terjadi pemisahan ekonomi (decoupling), tetapi justru ingin memperkuat kerja sama jangka panjang, seperti dilansir oleh Splash247.
Pasar global merespons positif. Indeks S&P 500 melonjak sekitar 3 persen, dan nilai tukar dolar AS menyentuh level tertinggi dalam sebulan terakhir. Namun, per Republika,para pelaku industri logistik dan pelayaran masih mencermati dampaknya di lapangan.
Sebelumnya, lonjakan tarif menyebabkan gangguan besar di pelabuhan-pelabuhan utama, termasuk Seattle yang melaporkan penurunan drastis kedatangan kapal. Dalam konteks ini, pelonggaran tarif menjadi angin segar yang dapat meredakan tekanan pada rantai pasok maritim global, termasuk pelaku usaha ekspor-impor di Indonesia yang terhubung dengan pasar Tiongkok dan AS.
Sebagai bagian dari kesepakatan, mekanisme konsultasi bilateral juga akan dibentuk untuk mencegah konflik tarif di masa depan. Pertemuan lanjutan akan diselenggarakan secara bergiliran di AS, Tiongkok, atau negara ketiga yang disepakati.