Laporan Jurnalis Republika Teguh Firmansyah dari Makkah, Arab Saudi
REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Tumpukan karung beras 40 kilogram tersusun di salah satu ruangan perusahaan katering di Makkah. Beras-beras kualitas premium asal Thailand itu disiapkan khusus buat jamaah haji Indonesia yang mulai berdatangan dari Madinah ke Makkah pada Sabtu (10/5/2025).
Total ada 250 karung yang sudah distok untuk memasak selama dua pekan. Perusahaan katering bernama Tadco itu bertanggung jawab untuk menyuplai kebutuhan 3.500 jamaah haji Indonesia.
"Sampai akhir musim haji, mungkin dibutuhkan 4 ton beras buat kebutuhan 3.500 jamaah," ujar Chef Tadco Katering, Azhari saat kunjungan Media Centre Haji bersama Kadaker Makkah Ali Machzumi, Jumat (10/5/2025).
Tadco hanya satu dari 55 perusahaan katering yang disiapkan untuk melayani kebutuhan makanan jamaah haji Indonesia di Makkah. Selain ruangan penyimpanan beras, tim MCH juga diajak untuk melihat tempat menaruh bumbu-bumbu makanan.
Bumbu-bumbu ditempatkan rapih secara bersusun di rak besi. Bumbu ini sengaja didatangkan langsung dari tanah air agar jamaah bisa tetap menikmati cita rasa makanan Indonesia.
Di antara bumbu-bumbu terdapat nasi kuning sehingga masak menjadi praktis dan tidak perlupakai santan. Pun demikian juga bumbu penambah cita rasa seperti mecin dan kecap, didatangkan khusus dari Indonesia. Ini tak lain agar jamaah haji Indonesia benar-benar dapat menikmati citra masakan lokal meskipun di luar negeri.
"Kita standarnya jamaah punya dapat rasa yang sama, karena pastanya semua sama, baik itu merica hitamnya, daging tepung, asam manisnya sama standar, itu bagusnya BPIH sekarang," kata dia.
Untuk menjaga kualitas, kata Azhari, bumbu-bumbu itu tidak boleh terlalu lama disimpan. Misal bila masa berlakunya tiga bulan, maka hanya boleh dipakai di katering setengah bulannaya. "Setengah bulan harus habis," ujarnya.
Kemudian penyimpanan untuk bumbu kering, suhu ruangan dijaga di level 6 derajat Celsius supaya tetap awet. Di sebelah ruangan bumbu, terdapat lemari pendingin untuk menyimpan daging sapi dan ayam.
Saat tim MCH melihat ke dalam, suhu dingin begitu terasa hingga ke kulit. Suhu freezer hingga di bawah minus 31 sederajat itu digunakan agar makanan benar terjaga keawetan.
Daging dan ayam yang sudah siap diolah itu lalu dipotong di ruangan khusus. Selanjutnya baru dicampur dengan sayuran dan bumbu.
Azhari lantas menunjukkan sebuah panci presto ukuran besar yang mampu merebus 500 kilogram daging. "Satu ekor sapi bisa masuk, kita punya delapan presto," ujarnya.
Makanan yang sudah dimasak lantas dikemas menggunakan boks berlapis aluminium untuk menjaga kehangatan dan keawetan. "Makanan yang sudah di-packing lalu dimasukkan ke lemari pendingin, dan jika sudah mau dibawa ke jamaah dipanaskan terlebih dahulu," ujarnya.
Pengemasan makanan dibagi tiga warna. Untuk warna hijau digunakan untuk konsumsi pagi hari. Tertulis di sana paling lambat makanan dikonsumsi pukul 09.00.
Kemudian warna biru untuk siang dan tertulis paling lambat pukul 16.00. Terakhir yaitu warna merah buat konsumsi malam hari dan tertulis hingga paling lambat pukul 21.00. Adapun satu warna lain berwarna orange untuk konsumsi penyambutan jamaah.
Kadaker Makkah Ali Machzumi mengimbau jamaah agar makan tepat pada waktunya. Jangan sampai makan pagi dikonsumsi hingga petang. Hal ini penting agar kualitas makanan dapat terus terjaga. "Total ada 55 dapur yang sudah kita siapkan buat jamaah haji di Makkah," ujarnya.