Imbas Kegagalan SEA Games 2025: Indra Sjafri Minta Maaf, Zainudin Amali Singgung Masalah TC

9 hours ago 7

Timnas Indonesia 2025-12-16 02:45:59

Timnas U-22 Indonesia atau Timnas Indonesia kelompok usia 22 tahun. (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id) (Kevin Bagus Prinusa/Skor.id)

SKOR.id - Satu pertanyaan menggantung pasca kegagalan Timnas U-22 Indonesia di SEA Games 2025: bagaimana sikap para penanggung jawab tim setelah target ambisius tak tercapai?

Garuda Muda adalah juara bertahan cabang olahraga sepak bola putra, ditargetkan kembali meraih medali emas di Thailand.

Namun, yang terjadi justru antiklimaks. Bukan hanya gagal mempertahankan status, mereka juga gugur dini di fase grup.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Tersingkirnya Timnas U-22 Indonesia dari persaingan ini lebih dari sekadar hasil di lapangan. Ada pula potret sikap dan tanggung jawab para pemegang mandat di balik layar.

Usai laga melawan Myanmar di Stadion 700th Anniversary, Chiang Mai, Thailand, Jumat (12/12/2025), pemandangan kontras tampak di mixed zone.

Para pemain langsung masuk bus melewati awak media tanpa sepatah kata, sementara manajer tim, Sumardji, berjalan tertunduk dan menolak berkomentar meski ada permintaan wawancara.

Satu-satunya sosok yang berhenti, meski hanya sekitar 20 detik, adalah pelatih Indra Sjafri. 

Namun, kata-kata yang meluncur dari bibirnya pun singkat saja, "Saya minta maaf dan siap bertanggung jawab."

Kalimat pendek tersebut menjadi satu-satunya pernyataan terbuka dari perwakilan yang berada langsung di Thailand.

Adapun Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, yang mendapat mandat sebagai penanggung jawab Timnas U-22 Indonesia di SEA Games 2025, tetap berada di Jakarta.

Dia tidak hadir di Thailand untuk mendampingi tim dan menjaga target medali emas yang dirinya canangkan.

Alih-alih tampil di hadapan publik, Amali justru melontarkan beberapa alasan. 

Sang Waketum menyinggung waktu pemusatan latihan (TC) yang singkat - tak seperti SEA Games 2023 yang disebut mencapai hampir tiga tahun - sebagai salah satu faktor kegagalan.

Dia juga menyatakan bakal melakukan evaluasi, sembari mengakui bahwa target mempertahankan medali emas semata-mata diucapkan karena mengikuti keyakinan pelatih.

"Target itu karena pelatih yakin emas," kata Zainudin Amali kepada media.

Jika target medali emas ditetapkan hanya dengan mengikuti optimisme pelatih, tentu kurang ideal.

Seharusnya, perlu review menyeluruh atas kesiapan tim, analisis kekuatan lawan, serta strategi dan taktik yang akan digunakan.

Berdasarkan itu, barulah membidik target paling realistis, sembari berjuang semaksimal mungkin untuk mencapai, bahkan melampauinya.


Sumber: skor.id

Ikuti Ulasan-Ulasan Menarik Lainnya dari Penulis Klik di Sini

Image

Read Entire Article
Politics | | | |