Idan Alexander Dibebaskan karena Berkewarganegaraan AS, Sandera Lainnya Bak Diabaikan Netanyahu

4 hours ago 2

Yael Alexander memegang poster putranya, Edan, yang disandera oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, dalam aksi di Tel Aviv, Israel, Sabtu, 22 Februari 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --  Hamas pada Ahad (12/5/2025) mengonfirmasi akan membebaskan sandera berkewarganegaraan ganda Israel-Amerika, Idan Alexander, sebagai bagian dari upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza. Dalam pernyataannya, kelompok perlawanan Palestina itu mengatakan keputusan tersebut diambil setelah melakukan pembicaraan intensif dengan pemerintah AS dalam beberapa hari terakhir, yang mereka nilai "berjalan sangat positif."

Hamas juga bersedia segera berunding secara intensif untuk mencapai gencatan senjata permanen, pertukaran tahanan yang disepakati bersama, dan pembentukan badan profesional independen yang memerintah Gaza. Kelompok itu mengatakan bahwa kerangka kerja seperti itu akan memberikan ketenangan dan stabilitas jangka panjang, sekaligus mendukung rekonstruksi dan pencabutan blokade Israel.

Hamas memuji upaya mediasi oleh Qatar, Mesir, dan Turki. Alexander, yang bertugas di unit infanteri elit di perbatasan Gaza, diketahui sebagai sandera AS terakhir yang masih hidup di Gaza.

Menurut pernyataan itu, pembebasannya akan menjadi langkah yang memfasilitasi gencatan senjata, membuka kembali penyeberangan perbatasan, dan memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Media Israel melaporkan pembebasannya itu, yang dilakukan dalam 48 jam ke depan, memaksa Israel melakukan gencatan senjata meski hanya beberapa jam.

Dalam pernyataan terpisah, kantor pemimpin Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pihaknya mendapat informasi dari AS bahwa keinginan Hamas membebaskan Alexander merupakan itikad baik dan "tanpa syarat atau pertukaran apa pun".

Kantor itu juga mengatakan bahwa pembebasan Alexander diharapkan akan membuka jalan bagi negosiasi untuk membebaskan sandera lainnya, berdasarkan usulan utusan khusus Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, yang telah disetujui oleh Israel. Disebutkan dalam pernyataan itu, Israel sedang menunggu pelaksanaan pembebasan tersebut.

“Sesuai kebijakan Israel, negosiasi akan tetap berlangsung meski dalam kondisi perang, dengan komitmen penuh untuk mencapai semua tujuan perang,” tulis pernyataan itu.

sumber : Antara, Anadolu

Read Entire Article
Politics | | | |