Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Alamudin Dimyati Rois atau yang akrab disapa Gus Alam, meninggal dunia, Selasa (6/5/2025) pagi.
REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) KH Alamudin Dimyati Rois atau yang akrab disapa Gus Alam, meninggal dunia, Selasa (6/5/2025) pagi sekitar pukul 05.30 WIB. Gus Alam meninggal dunia setelah mendapatkan perawatn insentif usai sebelumnya mengalami kecelakaan lalu lintas di ruas Tol Pemalang-Batang, Jumat (2/5/2025) dini hari.
Gus Alam sempat dirawat di RS Budi Rahayu, Pekalongan akibat luka serius yang dideritanya, termasuk cedera kepala sedang dan fraktur tangan. Kecelakaan tragis yang dialami Gus Alam terjadi saat ia bersama tiga penumpang lainnya menumpangi mobil Toyota Kijang Innova bernomor polisi H 1980 CM dari arah barat ke timur.
Menurut keterangan polisi, mobil mencoba mendahului kendaraan di depannya melalui lajur kiri, tetapi justru bertabrakan dengan truk Fuso K 1344 K yang melaju di jalur yang sama. “Karena jarak yang terlalu dekat, tabrakan tidak dapat dihindari,” jelas Plt Kasi Humas Polres Pemalang Ipda Widodo Apriyanto.
Dua orang meninggal di tempat, yakni Vicka Novitasari (41) warga Semarang dan Muhammad Balya (57) warga Kendal. Keduanya mengalami cedera kepala berat dengan pendarahan hebat dari hidung dan mulut. Sementara sopir mobil, Arya Maulana (38) dan Gus Alam mengalami luka-luka.
Kepala Polres Pemalang, AKBP Eko Sunaryo, menyampaikan jenazah kedua korban telah dipulangkan kepada pihak keluarga. KH Alamudin Dimyati Rois merupakan putra ulama terkemuka KH Dimyati Rois dan pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadlu wal Fadhilah 2 di Kendal. Ia menjabat sebagai anggota DPR RI selama empat periode berturut-turut, dan pada periode 2024–2029 kembali dipercaya mewakili daerah pemilihan Jawa Tengah I.
Aktif di Komisi IX DPR RI, Gus Alam dikenal sebagai legislator yang konsisten memperjuangkan isu-isu kesehatan, ketenagakerjaan, dan jaminan sosial. Ia juga alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang.
sumber : Antara