REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Gizi Nasional (BGN) menyampaikan bahwa sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025 hingga Rabu (21/5/2025), pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menyasar sekitar 3,9 juta penerima manfaat di seluruh Indonesia.
“Sampai saat ini telah berjalan di 1.397 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 38 provinsi, dan telah melayani kurang lebih 3.979.954 penerima,” kata Kepala BGN, Dadan Hindayana, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IX DPR RI di Jakarta, Rabu.
Dadan menyebutkan bahwa pihaknya menargetkan penambahan sekitar 294 SPPG di sejumlah daerah hingga pekan depan. Dari penambahan ini, BGN memperkirakan akan ada tambahan 882.000 penerima manfaat.
Dengan demikian, jumlah penerima MBG hingga akhir Mei 2025 diproyeksikan mencapai 4,8 juta orang, melampaui target Presiden Joko Widodo yang sebelumnya menetapkan angka 4 juta penerima.
“Target Pak Presiden menginginkan akhir bulan ini 4 juta penerima. Insya Allah kita akan melaporkan menjadi 4,8 juta,” ucap Dadan.
Selain memperluas cakupan, BGN juga terus memperbaiki pelaksanaan program, salah satunya dengan memperpendek durasi antara proses memasak, penyiapan, dan distribusi makanan guna mencegah risiko keracunan.
“Perpendekan waktu antara penyiapan dan distribusi makanan penting untuk menjaga kesegaran makanan yang akan dikonsumsi,” jelasnya.
BGN juga mewajibkan setiap SPPG agar lebih selektif dalam memilih bahan baku. Hal ini untuk memastikan bahwa bahan yang digunakan segar dan aman dikonsumsi.
“Gangguan kesehatan pada penerima bisa disebabkan karena bahan baku tidak baik. Sekarang kita tingkatkan, bahan baku harus benar-benar dipilih secara selektif,” kata Dadan.
Lebih lanjut, BGN juga menerapkan uji organoleptik di setiap SPPG sebelum makanan dibagikan. Uji ini meliputi penilaian terhadap tampilan, aroma, rasa, dan tekstur makanan guna menjamin mutu pangan yang disajikan.
sumber : ANTARA