REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stok cadangan beras pemerintah (CBP) telah menembus angka 3,8 juta ton, berdasarkan data terakhir pada 18 Mei 2025 pukul 17.11 WIB. CBP kini semakin mendekati ambang strategis 4 juta ton. Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menilai capaian tersebut merupakan hasil dari langkah kolaboratif yang terstruktur dan berkelanjutan antara pemerintah dan Perum Bulog.
Mentan mengapresiasi langkah jemput bola yang dilakukan Bulog dalam menyerap hasil panen langsung dari petani di berbagai daerah. Strategi agresif Bulog ini dinilai efektif dalam memperkuat stok CBP sekaligus menjaga stabilitas harga gabah di tingkat petani.
"Kami sangat mengapresiasi langkah Bulog yang secara aktif melakukan jemput bola ke petani. Ini bukan hanya membantu menyerap hasil panen secara maksimal, tetapi juga menjamin harga tetap stabil di tingkat petani. Sinergi seperti inilah yang kita harapkan untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan," ujar Amran dalam keterangan pers, dikutip Senin (19/5/2025).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produksi beras nasional pada semester pertama 2025 diproyeksikan mencapai 18,76 juta ton, meningkat 11,17 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kenaikan produksi ini tidak lepas dari program pemerintah dalam memperluas lahan tanam, menyediakan subsidi pupuk berkualitas dengan harga terjangkau, serta mendistribusikan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara masif.
Pemerintah juga memperkuat sektor pertanian melalui kebijakan pengendalian impor, yang tidak hanya melindungi hasil panen petani lokal tetapi juga memperkokoh produksi dalam negeri. Adopsi teknologi modern dan praktik pertanian presisi turut memaksimalkan hasil panen di berbagai sentra produksi utama.
Amran menegaskan bahwa penguatan cadangan beras nasional merupakan langkah konkret menuju swasembada pangan. "Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, Bulog, dan petani, kami optimistis target 4 juta ton cadangan beras segera tercapai. Ini menunjukkan Indonesia kian kokoh dalam menjaga ketahanan pangan," ujar tokoh asal Sulawesi Selatan itu.
Pada kesempatan terpisah, Bulog memastikan bahwa stok beras yang tersimpan di gudang tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia, sehingga siap didistribusikan kapan saja untuk menjaga kestabilan harga dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Langkah ini merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah dalam memperkuat kemandirian pangan nasional.
Direktur Pengadaan Perum Bulog, Prihasto Setyanto, mengungkapkan setiap beras yang masuk ke gudang Bulog wajib melewati proses pemeriksaan kualitas secara menyeluruh. Pemeriksaan ini melibatkan surveyor independen guna menjamin transparansi dan akurasi standar mutu.
"Setiap beras yang masuk telah melalui proses uji kualitas yang melibatkan pihak ketiga independen, sehingga kualitasnya sesuai dengan standar yang ditetapkan," jelas Prihasto.
Ia menambahkan, Bulog juga menerapkan sistem pengelolaan dan perawatan berkala di gudang agar mutu beras tetap terjaga dengan baik saat didistribusikan.