
Dr Encep Saepudin, SE, MSi
Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Gabut. Plesir, dong. Liburan panjang. Plesir, dong.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Kemana saja! Bebas!
Ke gunung, sejuk. Ke pantai, terik. Ke taman wisata, seru. Ke kebun, hangat. Ke mall, rame.
Sebebas burung Camar Arktik terbang di angkasa. Sebebas Paus Bungkuk mengarungi samudera. Sebebas Rusa Bagal menjelajahi benua.
Boleh sendirian. Bisa berduaan. Sama teman. Bersama keluarga malah makin menghangatkan hubungan orang tua dan anak.
Ke mana pun perginya, bikin senang. Di sana, senang. Di sini, senang. Dimana-mana hatiku senang. La..la..la...la...
Nusantara yang melintasi garis khatulistiwa kaya destinasi wisata. BPS (2022) mencatat sebanyak 2.930 objek wisata komersial. Tinggal pilih. Darat. Laut. Udara. Upsss, apa ada destinasi udara, ya?
Tidurlah minimal semalam pada akomodasi yang tersedia di setiap destinasi. Baik standar melati hingga bintang.
Yang murah, ada. Yang, mahal juga tersedia. Yang kemahalan, pengalaman buruk namanya.
Tersedia, kata BPS (2024), tempat bermalam di 26.591 hotel nonbintang dengan 467.971 kamar. Bisa pilih AC atau kipas angin. Terdapat pula 4.584 hotel bintang dengan 461.766 kamar, yang semuanya ber-AC.
Bermalam tidak melulu di hotel. Bisa banyak pilihan tidur.
Mau tidur sambil melindas aspal bisa menumpak recreational vehicle alias mobil karavan. Permintaan mobil karavan ini diberbagai negara, termasuk Indonesia, cenderung meningkat. Nilai pasar globalnya sekitar 61,4 miliar dolar AS per 2024.
Mau di lautan tersedia sebanyak 454 kapal pesiar siap berlayar di seluruh dunia. Berbagai paket murah hingga mewah sesuai kemampuan saldo rekening bank tersedia.
Mau nginap di luar angkasa dan luar orbit? Bisa!
Sejumlah perusahaan sudah menyediakan jasanya. Sebut saja Blue Origin, Virgin Galactic, SpaceX, Deep Blue Aerospace, dan CAS Space. Yang penting, siapkan uang minimal Rp. 6 miliar untuk sekali perjalanan menembus ruang angkasa.
Islam mengajak umatnya untuk berplesiran. Aktivitas perjalanan ini diharapkan makin mendekatkan diri pada Allah Swt. Boleh kemana saja, selama untuk tujuan baik.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS Ar- Rahman : 33, yang berarti: "Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan".
Buya Hamka menafsirkan ayat ini dengan mengingatkan agar perjalanan ke angkasa dengan memakai Apolo selayaknya makin mendekatkan kita pada Allah SWT. Sebab dari perjalanan itu dapat diketahui tidak mungkin kita sebagai hamba Allah SWT bisa lepas dari jangkauan-Nya.
Plesir butuh duit. Cuan. Fulus. Uang. Soalnya plesir atau wisata atau rekreasi itu justru menghabiskan uang.
Uang plesir itu mendorong roda kegiatan ekonomi. Ekonomi yang tadinya tersendat-sendat jadi bergerak kembali. Yang tadinya mengalami kemunduran, perlahan maju kembali.
BPS (2024) menyebut bahwa sektor pariwisata menyerap 24,4 juta tenaga kerja. Bisa dibayangkan perjalanan 598,7 juta wisnus alias wisatawan nusantara.
Uang yang dibelanjakan sekitar Rp 2,31 juta per perjalanan. Jadi, total belanjanya sebesar hitung sendiri, ya! Preeettttt...
Jadi, plesirlah. Minimal mengajak makan keluarga ke warung tetangga.
Atau, bisa juga memanfaatkan kedatangan turis lokal dan mancanegara itu menikmati jualan kita. Baik jualan barang (goods) maupun jasa (services). Apa pun produknya selayaknya berlabel halal.
Plesir bikin senang. Selanjutnya pulang. Agar rekeningku jangan sampai meriang. Sebab hari-hari masih panjang. (*)