REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA — Di tambak garam Teluk Kalloni, Pulau Lesbos, Yunani, burung gagang-bayam putih bersayap hitam tampak sibuk mencelupkan paruhnya ke air dangkal. Dari kejauhan, para pengamat burung mengintai dengan teropong, menanti momen langka.
Gagang-bayam adalah satu dari lebih dari 330 spesies burung yang ditemukan di Lesbos, khususnya di kawasan lahan basah seperti Kalloni. Sejak 1990-an, pulau ini menjelma menjadi salah satu destinasi utama pengamatan burung di Eropa.
“Kami memiliki beberapa burung sangat istimewa yang berkembang biak di sini, seperti Cinereous Bunting, Kruper’s Nuthatch, dan Masked Shrike,” ujar ilmuwan lingkungan setempat, Eleni Galinou, Kamis (15/5/2025).
Letak geografis Lesbos yang strategis di antara Afrika, Asia, dan Eropa menjadikannya jalur penting migrasi burung. Setiap musim semi, sekitar 200 spesies burung migran Eropa melintasi pulau ini, beristirahat dan mencari makan sebelum melanjutkan perjalanan ke utara melalui Laut Mediterania timur.
“Pulau ini terkenal dengan burung migrannya. Banyak dari kami memang selalu ingin datang ke sini,” kata Ian Wordeyn, anggota komunitas pengamat burung yang sedang berkunjung ke Lesbos.
Selain menjadi pusat studi ilmiah, pengamatan burung di Lesbos juga menawarkan pelarian spiritual bagi pencintanya.
“Sangat menenangkan. Saat Anda berada di alam liar, dikelilingi pedesaan, semuanya terasa lebih dekat dengan alam,” tutur Maureen Greer, pengamat burung lainnya.
Namun, seperti halnya alam, pengamatan burung tak selalu dapat diprediksi. “Burung datang dan pergi. Kadang Anda beruntung, kadang tidak. Tapi saat beruntung, rasanya luar biasa,” tambah Wordeyn.
Lahan basah seperti tambak garam Kalloni menyediakan habitat penting bagi burung untuk singgah. Tingginya keanekaragaman hayati menjadikan Lesbos bukan hanya tempat persinggahan, tetapi rumah bagi sejumlah spesies langka yang hanya berkembang biak di pulau ini.
sumber : Reuters