Kisah Pedagang Kelontong Tunaikan Ibadah Haji, Kuncinya Konsisten Menabung

6 hours ago 3

Home > Senggang Monday, 05 May 2025, 10:31 WIB

Sri Dewi Sudarwati konsisten menabung Rp 20 ribu sehari

Sri Dewi Sudarwati

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Sri Dewi Sudarwati, jamaah asal Desa Wates, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri, memiliki cerita inspiratif di balik keberhasilannya menunaikan Rukun Islam yang kelima.


Pedagang kelontong yang tergabung dalam kloter 5 Embarkasi Surabaya tersebut dengan tekun menabung dalam kotak kayu dengan nominal Rp 20 ribu sehari, demi bisa mendaftar haji.


"Alhamdulillah dari hasil menabung rutin sebesar Rp20 ribu yang saya simpan dalam suatu kotak, saya dapat mendaftar haji pada tahun 2012 setelah terkumpul Rp 25 juta," kata Sri.


Nenek dengan tujuh cucu itu pun menceritakan kisah inspiratifnya tersebut. Berawal pada sekitaran 2009, ketika keinginan untuk berhaji muncul. Namun, saat itu ia belum memiliki uang yang cukup untuk mendaftar.


"Waktu itu keadaan ekonomi belum memungkinkan, anak-anak masih kecil," ujarnya.


Dengan tekad yang kuat, Sri mulai menabung dengan nominal Rp 20 ribu setiap hari. Setelah tiga tahun menabung, Sri membongkar celengan kayunya dan langsung mendaftar haji.


"Saya nabungnya di rumah saja, tidak ke bank. Saya ini orang desa, tidak biasa ke bank. Saya simpan di kotak saja," ucapnya.


Perempuan berusia 66 tahun itu pun sangat bahagia dan bersyukur dapat berangkat haji tahun ini, meski tidak ditemani suami yang telah meninggal.


"Suami saya sudah meninggal. Alhamdulillah beliau sudah haji. Kami daftarnya tidak bareng karena uang yang kami punya hanya cukup buat daftar satu orang. Jadi ya gantian," kata dia.


Sri mengungkapkan, suaminya yang hanya bekerja sebagai tukang tambal ban juga melakukan hal yang sama untuk bisa berhaji. Dengan konsisten menabung, suami Sri juga bisa berhaji meskipun waktunya tidak berbarengan.


"Tambal ban sambil jualan bensin eceran, rumah belum punya, masih kontrak," kenang Sri.


Berkat kegigihan keduanya, Sri dan suami kala itu bisa mulai merintis jualan kecil-kecilan di rumah sendiri pada 1995. Semakin hari, usaha yang dirintis pun terus berkembang dan saat ini warung Sri bisa bertumbuh menjadi lebih besar.


"Sekarang lebih lengkap jualannya daripada dulu," ujarnya.


"Di tanah suci nanti saya akan berdoa semoga anak-anak saya, cucu-cucu juga dapat melaksanakan ibadah haji atau setidaknya bisa berumroh dulu," kata Sri.

Image

Read Entire Article
Politics | | | |