REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Dr Prita Kusumaningsih SpOG berbagi pengalaman setelah menjalani tugas kemanusiaan di jalur Gaza selama dua belas hari dalam misi yang berlangsung sejak 17 April 2025 - 2 Mei 2025.
Prita yang menjadi bagian dari Tim Darurat Medis (EMT) Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) tersebut menangani proses persalinan di RS Al Nasser yang berada di Khan Younis, Gaza.
Salah satu pasien yang ditangani Prita adalah seorang ibu yang sudah delapan kali melahirkan dengan sesar. “Saya baru kali ini menemukan kasus persalinan dengan berkali-kali sesar karena seharusnya kalau di Indonesia itu, tiga atau empat kali operasi sudah harus disterilisasi, “ujar Prita saat memberi keterangan pers di Jakarta, Ahad (4/5/2025).
Prita sempat membantu poses operasi sesar pada ibu tersebut. Ibu itu berhasil melahirkan dengan selamat. Prita pun mengaku sempat dimintai tolong oleh ibu tersebut untuk menamai anaknya yang baru dilahirkan di RS Al-Nasser. “Saya kasih nama Fatimah Az-Zahra,”ujar dia.
Menurut Prita, tingkat kelahiran di RS Al-Nasser terbilang tinggi. Dalam sehari, ujar dia, ada dua puluh bayi yang dilahirkan. Menurut dia, angka tersebut terbilang sudah menurun jika dihitung dari sebelum gencatan senjata.
Prita mengungkapkan, tingginya tingkat kelahiran bayi, pada satu sisi, menjadi harapan akan lahirnya generasi baru Palestina. Mereka akan menggantikan keluarga bahkan orang tuanya untuk memerdekakan Palestina yang menjadi syuhada akibat genosida Israel.
Di sisi lain, dia mengungkapkan, ada diantara bayi tersebut yang lahir dalam kondisi prematur. Berat badan mereka pun terbilang rendah. Salah satu bayi berusia dua bulan yang masih berada di inkubator memiliki berat badan 1,2 kilogram. "Saat lahir berat badannya rendah. Saat sudah berusia dua bulan pun berat badannya hanya 1,2 kilogram,"ujar Prita.
Menurut dia, bayi-bayi itu lahir tanpa mendapatkan asupan nutrisi yang baik. Prita yang merupakan Bendahara BSMI ini menjelaskan, mereka mengalami malnutrisi bukan karena diabaikan oleh ibunya. Dia menjelaskan, para ibu juga mengalami kekurangan nutrisi yang parah.
Untuk itu, Prita menyarankan agar adanya makanan bernutrisi kemasan yang bisa mudah disiapkan dalam kondisi darurat bagi ibu hamil. "Saya juga mengusulkan untuk mengirim ASI Booster dalam paket bantuan kemanusiaan selanjutnya, "tambah dia.