Ancaman Umar bin Khattab untuk yang tidak Mau Ibadah Haji

5 hours ago 1

Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suatu ketika di masa Sayyidina Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu telah menjadi khalifah, Sayyidina Umar pernah menyampaikan satu ancaman untuk orang-orang yang melalaikan kewajiban haji.

Sayyidina Umar berkata, "Sesungguhnya maksudku hendak mengutus beberapa orang ke negeri-negeri besar itu, supaya mereka menyelidiki setiap orang yang mempunyai kemampuan tapi tidak juga pergi melaksanakan ibadah haji. Untuk orang-orang semacam itu supaya dikenakan saja jizyah. Sebab mereka bukan Islam, mereka bukan Islam."

Jizyah adalah pajak terhadap warganegara yang bukan Islam. Hukum jizyah diterapkan di masa pemerintahan Islam.

Demikian acaman Saiyidina Umar bin Khattab untuk orang yang tidak mau melaksanakan ibadah haji padahal mampu melaksanakan haji, dikutip dari Tafsir Al-Azhar yang ditulis Haji Abdulmalik Abdulkarim Amrullah yang akrab disapa Buya Hamka.

Ancaman Sayyidina Umar bin Khattab bukan tanpa alasan. Ancaman Sayyidina Umar kemungkinan besar merujuk kepada hadis ini.

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Siapapun yang telah mati, tapi dia belum haji, maka biarlah dia mati, (boleh pilih) jika dia suka, jadi Yahudi atau jadi Nasrani." (HR Ibnu Adi dari Abu Hurairah)

Oleh sebab itu hendaklah kita kaum Muslimin terus memasang niat yang kuat untuk sekali seumur hidup dapat menunaikan ibadah haji. Haji adalah puncak tertinggi, tanda bahwa kita orang Islam.

Buya Hamka dalam Tafsir Al-Azhar menegaskan agar Muslim terus memasang niat dan berikhtiarlah dengan sekuat tenaga untuk bisa ibadah haji. Walaupun meninggal dunia sebelum niat ibadah haji tercapai, tidak apa apa.

Dalam Tafsir Al-Azhar dijelaskan juga ada orang yang ditimpa penyakit kebangsaan. Orang berpenyakit itu berkata bahwa naik haji itu hanya pergi memperkaya orang Arab. Padahal dia sendiri melawat juga ke Eropa dan Amerika. 

Apakah pergi ke Eropa dan Amerika tidak memperkaya orang Barat? Tiap-tiap negeri yang maju di dunia ini mengadakan kantor tourisme untuk menarik hati orang luar negeri ziarah ke negerinya, apakah ini tidak memperkaya negeri itu pula? Apakah di zaman moden tidak ditingkatkan kemajuan hubungan antar negara?

Lantas mengapa untuk naik haji ke Makkah saja, untuk beribadah kepada Allah SWT, kemudian dikatakan hanya memperkaya orang Arab, sedang buat yang lain tidak?

Read Entire Article
Politics | | | |