Ulama karismatik KH Wafi Maimun Zubair alias Gus Wafi.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polres Sragen memanggil pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ribath Nurul Anwar KH Ahmad Wafi Maimun Zubair alias Gus Wafi. Ketua Gerakan Pemuda Ka'bah Jawa Tengah (Jateng) Muhammad Mustafid geram dengan tindakan Satreskrim Polres Sragen yang bakal memeriksa gurunya tersebut pada Senin (22/12/2025).
"Ini masak ulama besar sekelas Gus Wafi dipanggil Polres Sragen untuk masalah gak jelas," kata Mustafid kepada Republika di Jakarta, Ahad (21/12/2025).
Pelapor kasus itu adalah Dr Sri Djoko Prararto. Gus Wafi adalah putra ulama kharismatik NU almarhum KH Maimun Zubair. Dia adalah kakak kandung dari Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen Zubair alias Gus Yasin.
Menurut Mustafid, masalah itu terjadi setelah ada seseorang yang mengaku mualaf memberikan sebidang tanah kepada Gus Wafi. Oleh Gus Wafi, kata dia, tanah itu pun dibangun menjadi kelas untuk menerima santri.
"Tanah wakaf itu diminta lagi. Gemboknya sudah dibuka santri Gus Wafi. Gara-gara itu, Gus Wafi dilaporkan oleh orang mualaf, dan mau diperiksa Polres Sragen. Intinya Gus Wafi kena PHP sama pelapor," ucap Mustafid.
Ketua GPK Temanggung Farid Ibrahim alias Gus Brahim menuding, pelaporan ke polisi terhadap Gus Wafi merupakan tindakan kriminalisasi yang menargetkan santri maupun aktivis pendidikan Islam. Dia heran mengapa Polres Sragen sampai mengeluarkan surat pemanggilan pemeriksaan terhadap Gus Wafi.
"Polres Sragen terjebak dalam permainan kelompok orang yang memiliki motif tertentu, laporan ke polisi seharusnya dari awal bisa ditolak. Namun malah dilanjutkan, dalam hal ini polisi malah bekerja tidak profesional," ucap Gus Brahim.
Dia menegaskan, ulama besar sekelas Gus Wafi tidak pantas dipanggil Polres Sragen untuk hal yang tidak jelas. Atas dasar itu, kata Gus Brahim, perwakilan GPK se Jateng-DIY bakal mendatangi Markas Polres Sragen, Senin, untuk meminta klarifikasi dan memastikan ribuan umat Islam akan mengawal proses tersebut sampai tuntas.
"Masalah berawal dari seseorang yang mewakafkan aset kepada Gus Wafi, tetapi setelah aset wakaf tersebut dijadikan tempat pendidikan dan membuka pendaftaran santri baru, malah aset tersebut diminta kembali secara sepihak dan menyegel lokasi," jelas Gus Brahim.

1 hour ago
4














































