Tak akan Ikuti KDM, Ini Cara Jakarta Bina Anak-Anak dan Warganya

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta tidak memiliki rencana untuk mengirim warga yang dicap meresahkan ke barak militer, seperti yang dilakukan Pemprov Jawa Barat (Jabar). Pemprov Jakarta mengeklaim punya cara sendiri untuk menangani masalah itu. 

Staf Khusus Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta Bidang Komunikasi Publik, Chico Hakim, mengatakan Pemprov Jakarta memiliki kebijakan tersendiri dalam membuat wilayah tertib. Cara mendidik anak dan membina warga Jakarta juga dinilai tidak perlu dibandingkan dengan daerah lain. 

"Jakarta mempunyai kebijakan tersendiri terkait dengan menertibkan warga, mendidik anak-anaknya dan membina warganya," kata dia, Senin (12/5/2025). 

Ia mencontohkan, Pemprov Jakarta akan lebih membuat banyak kegiatan positif untuk warga agar bisa berkreasi. Hal itu dinilai akan lebih berdampak ketimbang mengirim warga yang bermasalah ke barak militer.

"Taman dibuka sampai malam, artinya membuka ruang bagi anak anak untuk berkreasi di tempat yang seharusnya termasuk perpustakaan," ujar Chico. 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi telah mengirim anak-anak yang dicap bermasalah ke barak militer untuk dibina. Tak hanya akan mengirim anak nakal, Dedi juga memiliki rencana untuk mengirimkan pemuda dan orang dewasa yang meresahkan ke barak militer. 

"Yang berperilaku pidana maka proses hukum akan berjalan. Kemudian juga ada upaya yang bisa dilakukan, pembinaan terhadap mereka yang tidak memenuhi unsur pidana tapi bikin resah, yaitu dibawa ke barak militer," kata dia dalam video yang diunggah di akun resmi Instagramnya, Sabtu (10/5/2025).

KDM --sapaan Dedi mulyadi-- mengatakan, program pendidikan bela negara dan pendidikan kedisiplinan untuk pemuda dewasa direncanakan berlangsung setelah pendidikan kedisiplinan pada anak-anak selesai. Rencananya, hal itu akan mulai dilakukan pada bulan depan.

"Jadi, pemuda-pemuda dewasa nakal, yang preman, yang mau jadi preman, yang tukang mabuk, tukang bikin onar, mengganggu pasar, mengganggu perempatan, mengganggu investasi, nanti kami akan arahkan mengikuti pendidikan bela negara di barak militer," kata dia.

Read Entire Article
Politics | | | |