Stok Cadangan Beras Pemerintah Tembus 3,7 Juta Ton, Indonesia Terdepan di ASEAN dalam Produksi Beras

3 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencetak sejarah baru. Berdasarkan data resmi Perum BULOG per 13 Mei 2025 pukul 11.03 WIB, CBP mencapai 3.701.006 ton.

Angka ini menjadikannya angka tertinggi sepanjang sejarah bahkan sejak badan ini berdiri pada 1969. Bahkan dalam beberapa hari ke depan, stok ini diperkirakan akan menembus 4 juta ton, menjadi rekor baru dalam sejarah ketahanan pangan nasional.

Capaian ini disambut Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dengan penuh optimisme. Ia menyebut lonjakan cadangan ini sebagai hasil nyata kerja keras semua pihak, mulai dari petani, pemerintah pusat dan daerah, hingga BULOG yang aktif menyerap hasil panen petani di lapangan.

“Ini adalah sejarah baru bagi ketahanan pangan Indonesia. Stok beras kita menembus angka 3,7 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Ini bukan hanya angka, tapi bukti konkret keberpihakan negara pada petani dan sistem pangan yang mulai kuat dari hulu hingga hilir,” ujar Mentan Amran di Jakarta, Selasa (13/5/2025).

Amran juga menyoroti pencapaian ini semakin membanggakan karena terjadi di tengah tantangan berat seperti ancaman krisis pangan dunia dan peningkatan jumlah penduduk.

“Angka serapan BULOG tahun ini benar-benar patut diapresiasi. Kita berhasil menyerap lebih dari 2 juta ton dalam waktu singkat, di tengah pertumbuhan penduduk dan tekanan global. Capaian stok 3,7 juta ton ini bahkan diraih dalam waktu tidak sampai 5 bulan, jauh lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya,” ujar Amran.

Capaian ini dinilai sebagai hasil dari kebijakan afirmatif pemerintah di sektor pertanian. Langkah-langkah yang diambil meliputi penambahan pupuk subsidi, penguatan alat dan mesin pertanian (alsintan), serta percepatan masa tanam. Pemerintah juga mendorong digitalisasi pertanian untuk meningkatkan efisiensi. Selain itu, harga pembelian gabah di tingkat petani dinaikkan dari Rp 5.500 menjadi Rp 6.500 per kilogram melalui peraturan pemerintah.

Capaian Rekor Sebelumnya

Mengacu pada data historis, rekor sebelumnya terjadi pada September 1985 dengan stok mencapai 3.006.872 ton. Kini, angka tersebut telah dilampaui hampir 700 ribu ton lebih tinggi, melampaui semua capaian tersebut, bahkan melebihi puncak-puncak cadangan pada era-era swasembada di masa lalu.

Jika pada tahun 1984 Indonesia mencapai swasembada beras dengan jumlah penduduk 166,6 juta jiwa, maka pencapaian stok tertinggi tahun 2025 ini diraih dalam kondisi jumlah penduduk 283 juta jiwa. Ini menunjukkan sistem pangan Indonesia yang kini jauh lebih kuat, efisien, dan mampu menghadapi tekanan global.

Amran menegaskan ketersediaan stok yang tinggi ini akan menjadi alat kendali strategis negara untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar. Selain itu juga memperkuat posisi Indonesia di tengah gejolak pangan global.

“Kita tidak boleh hanya puas dengan surplus. Surplus tanpa serapan akan merugikan merugikan petani. Maka kami pastikan, negara hadir menyerap hasil panen mereka. Stok ini akan kita gunakan untuk memperkuat cadangan strategis nasional, bantuan pangan, serta potensi ekspor jika diperlukan,” kata Amran.

Gudang Darurat

Amran mengatakan pemerintah juga telah menyiapkan gudang darurat untuk mengantisipasi laju serapan beras oleh BULOG yang terus meningkat. Selain itu, pemerintah juga menetapkan penambahan gudang prioritas sebanyak 25.000 unit di seluruh Indonesia guna memastikan seluruh hasil panen terserap dan tersimpan dengan aman.

Langkah ini turut memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen beras terbesar di kawasan ASEAN, melampaui negara-negara utama seperti Thailand dan Vietnam. Hal ini diperkuat oleh laporan resmi United States Department of Agriculture (USDA) yang menempatkan Indonesia di posisi puncak produksi beras Asia Tenggara.

Berdasarkan laporan USDA Rice Outlook April 2025, produksi beras Indonesia untuk musim tanam 2024/2025 diperkirakan mencapai 34,6 juta ton. Angka ini meningkat 600 ribu ton dari proyeksi sebelumnya dan naik 4,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Pemerintah optimistis tren positif ini akan terus berlanjut seiring dengan puncak panen di sejumlah wilayah, ditambah dengan percepatan tanam di musim kedua tahun ini. Ke depan, langkah-langkah stabilisasi pangan akan terus diperkuat, termasuk sinergi lintas lembaga dalam penyerapan, distribusi, dan pengendalian harga.

Read Entire Article
Politics | | | |