Pelaku Usaha Pangan Sepakat Jaga Harga dan Pasokan Jelang Nataru

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pelaku usaha pangan menyepakati komitmen menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Kesepakatan tersebut mengemuka dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Harga Pangan yang digelar Badan Pangan Nasional (Bapanas) di Jakarta, Kamis (18/12/2025).

Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (GAPUSPINDO) menyatakan kesiapan sektor peternakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama periode Nataru. Stok daging sapi dipastikan mencukupi dan distribusi tetap berjalan normal seiring meningkatnya permintaan.

“Untuk Nataru, stok cukup. Harga yang terjadi bukan kenaikan, melainkan penyesuaian. Harga sapi hidup yang kami jual masih di bawah harga acuan,” kata perwakilan GAPUSPINDO Joni Liano di Jakarta, Sabtu (20/12/2025).

Joni menjelaskan harga beli sapi hidup impor berada di kisaran 3,65 dolar AS per kilogram. Nilai tersebut dinilai masih memungkinkan pelaku usaha menjual sapi hidup di bawah rentang Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah.

“Yang penting semua pihak merasa adil. Pedagang berjalan, penjual berjalan, konsumen tetap terlayani. Kami juga tidak melampaui harga acuan,” ujarnya.

Bapanas telah menetapkan HAP dan Harga Acuan Penjualan (HAPen) melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 12 Tahun 2024. Untuk sapi hidup di tingkat produsen, HAP ditetapkan pada kisaran Rp 56.000 hingga Rp 58.000 per kilogram.

Adapun di tingkat konsumen, HAPen daging sapi segar atau chilled paha depan ditetapkan Rp 130.000 per kilogram dan paha belakang Rp 140.000 per kilogram. Untuk daging sapi beku paha depan, HAPen berada di angka Rp 105.000 per kilogram, sedangkan daging kerbau beku Rp 80.000 per kilogram.

Dari sektor perunggasan, Pinsar Petelur Nasional mencatat tren harga telur bergerak melandai menjelang Nataru. Asosiasi peternak menilai isu lonjakan harga telur tidak mencerminkan kondisi di tingkat produsen.

“Harga telur mulai melandai. Kalau ada kabar harga telur di atas Rp 30.000, itu bukan dari peternak,” kata Ketua Umum Pinsar Petelur Nasional Yudianto Yosgiarso.

Pinsar menilai fluktuasi harga telur dan ayam yang sempat terjadi beberapa pekan lalu dipicu praktik perantara dalam rantai distribusi. Aktivitas tersebut dinilai mengganggu keseimbangan pasar dan menjadi perhatian pemerintah.

Kepala Badan Pangan Nasional Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah tidak akan memberi ruang bagi praktik middleman yang mempermainkan harga pangan. Pemerintah menyiapkan langkah tegas untuk menjaga pasar tetap berjalan wajar.

“Jangan melanggar HET. Kalau melanggar, kita tindak. Imbauan sudah selesai, Satgas Pangan langsung turun,” ujar Amran.

Bapanas bersama kementerian dan lembaga terkait serta pemerintah daerah akan terus menggencarkan operasi pasar, memperkuat distribusi, dan mempercepat program stabilisasi pangan sepanjang periode HBKN. Kebijakan tersebut diarahkan untuk menjaga keseimbangan kepentingan produsen, pedagang, dan konsumen.

Read Entire Article
Politics | | | |