Pelabuhan SKPT Morotai Resmi Beroperasi, Dorong Ekspor dan Swasembada Pangan

5 hours ago 3

Home > Port Thursday, 08 May 2025, 13:30 WIB

Dengan beroperasinya SKPT Morotai, pemerintah berharap pelabuhan ini menjadi sentra baru penggerak ekonomi pesisir dan ekspor perikanan nasional, terutama dari wilayah timur Indonesia.

Republika/PrayogiPelabuhan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai yang dibangun PT Waskita Karya (Persero) Tbk kini sudah beroperasi. Sumber:Republika/Prayogi

ShippingCargo.co.id, Jakarta —Pelabuhan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) Morotai di Maluku Utara, yang dibangun oleh PT Waskita Karya (Persero) Tbk, kini telah resmi beroperasi. Proyek strategis ini diyakini akan memperkuat sektor kelautan dan perikanan nasional, khususnya di wilayah perbatasan Indonesia, serta mempercepat upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengatakan bahwa SKPT Morotai hadir untuk mendekatkan infrastruktur perikanan kepada masyarakat di wilayah strategis dan terluar. Salah satu komoditas andalan yang didorong melalui pelabuhan ini adalah ikan tuna sirip kuning, yang produksinya mencapai 1.382 ton pada 2024, dengan nilai total produksi sebesar Rp 65,83 miliar menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

“Dengan pelabuhan ini, didukung pembangunan dermaga dan breakwater, kami optimistis jumlah kapal meningkat menjadi 175 unit dan produksi bisa mencapai 39.100 ton per tahun,” ujar Ermy, Rabu (7/5/2025). Ia juga menyebutkan bahwa fasilitas ini diproyeksikan menyerap tenaga kerja hingga 1.320 orang.

Proyek senilai Rp 115,7 miliar ini dibangun oleh Kerja Sama Operasi (KSO) Waskita–STK dan dilengkapi fasilitas pendukung seperti Ice Flake Machine berkapasitas 10 ton, cold storage berkapasitas 200 ton, kantor administrasi, barak nelayan, mess pegawai, gudang logistik, serta tanggul laut (seawall). Inovasi penggunaan buis beton pada pembangunan seawall dilakukan untuk mengatasi abrasi pantai akibat ombak laut dan kelangkaan batu alam di lokasi proyek.

“Kami mengutamakan efisiensi biaya tanpa mengurangi mutu, dan ini bagian dari transformasi positif Waskita,” jelas Ermy. Ia juga memaparkan bahwa sepanjang 2024, Waskita berhasil menurunkan utang sebesar Rp 14,7 triliun dan membukukan laba sebesar Rp 4,8 triliun, berkat perbaikan rasio beban pokok dan pendapatan lain-lain dari modifikasi utang.

Image

Read Entire Article
Politics | | | |