REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –Aset besar perusahaan adalah karyawan. Hal itu ditegaskan oleh Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, Yassierli. Menurutnya, karena karyawan adalah aset besar, maka keselamatan dan kesehatannya dalam melakukan pekerjaan, harus jadi perhatian. Budaya Keselamatan, dan Kesehatan Kerja (K3), harus dibangun dengan baik oleh perusahaan.
Dalam sambutannya di ajang World Safety Organization Indonesia Safety Culture Award (WISCA) 2025, di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Kamis (05/2025), Menaker mengingatkan agar rasa sayang dan peduli peduli terhadap karyawan yang merupakan aset perusahaan, harus dijaga.
“Kita sayang dengan aset besar kita itu adalah, tenaga kerja. Karena itulah kita care (peduli). Bukan karena kalau saya tidak peduli, nanti kecelakaan kerja nanti kemudian saya diomelin atau dipecat sama komisaris. Bukan karena itu esensinya,” ujar Yassierli.
Dalam sambutannya, Yassierli juga menyampaikan soal pentingnya hubungan industrial yang harmonis, sebagai kunci dalam membangun budaya K3 yang kuat di Indonesia, serta transformasi budaya K3 yang menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif.
WISCA merupakan acara tahunan yang merupakan bentuk apresiasi terhadap perusahaan-perusahaan untuk praktik terbaik dalam penerapan aspek K3, dan menjadikan K3 sebagai budaya di Perusahaan. Tahun ini, tema yang diusung adalah ‘Dampak Teknologi terhadap Keselamatan.'
Chairman World Safety Organization (WSO) Indonesia, Soehatman Ramli, di ajang tersebut, menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam memperkuat penerapan K3 di perusahaan.
“Kami berharap perusahaan-perusahaan yang memperoleh penghargaan dalam WISCA 2025 bisa menjadi role model bagi perusahaan lain yang belum menerapkan Budaya K3,” katanya.
PT Kideco Jaya Agung (Kideco), anak perusahaan energi terintegrasi PT Indika Energy Tbk, meraih penghargaan Level 4 Gold dalam WISCA 2025. Penghargaan diberikan langsung oleh Board of Advisor WSO Indonesia, Triyono Rakhmadi, kepada Health, Safety and Environment Division Head Kideco, Ayub Zalman.
sumber : Antara