Kementan Pantau Harga Pakan Harian Demi Jaga Stabilitas Peternakan

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan pemantauan harian harga pakan dan jagung serta koordinasi berkelanjutan dengan industri terus dilakukan guna menjaga pasokan, stabilitas harga, dan keberlanjutan usaha peternakan nasional.

“Pemerintah terus memantau pergerakan harga pakan dan jagung setiap hari serta berkoordinasi dengan industri pakan,” kata Direktur Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan Tri Melasari, dikonfirmasi di Jakarta, Sabtu.

Kementan menegaskan perkembangan harga pakan ternak, khususnya pakan unggas, masih berada pada level terkendali. Kondisi tersebut memastikan usaha budidaya tetap layak dan margin peternak masih dapat dijaga.

Ia menyampaikan hal itu untuk merespons pemberitaan yang menyebut adanya lonjakan tajam harga pakan di tingkat peternak serta kekhawatiran dampaknya terhadap harga ayam dan telur di pasar.

Berdasarkan laporan harian pabrik pakan, rata-rata kenaikan harga pakan sejak awal September hingga pekan pertama Desember 2025 berada di kisaran ratusan rupiah per kilogram.

“Kenaikan harga ini dinilai masih moderat seiring adanya kenaikan bahan pakan di pasar spot yang sempat menekan cashflow peternak petelur dan broiler pada Oktober–November 2025,” ujarnya.

Tri menjelaskan pemerintah telah menyiapkan berbagai instrumen stabilisasi, salah satunya melalui penyaluran jagung dalam program stabilisasi pasokan.

“Dengan langkah ini, kami pastikan biaya bahan baku pakan tidak melonjak tajam dan tidak membebani peternak,” tambahnya.

Ia menuturkan kebijakan tersebut sejalan dengan langkah pemerintah pangan yang menyalurkan lebih dari 52.400 ton jagung pakan melalui skema Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Jagung tersebut disalurkan dengan harga acuan sekitar Rp 5.000 hingga Rp 5.500 per kilogram di tingkat peternak guna menahan gejolak harga dan mengurangi tekanan biaya pakan.

Tri juga mengapresiasi langkah sebagian pabrik pakan yang mulai menurunkan harga. Beberapa produsen bahkan telah menyesuaikan harga turun hingga sekitar Rp 1.400 per kilogram untuk jenis pakan tertentu.

“Ini menunjukkan komitmen bersama antara pemerintah dan pelaku usaha untuk melindungi peternak dan menjaga pasokan protein hewani bagi masyarakat,” ucapnya.

Tri mengimbau peternak tetap aktif menyampaikan laporan apabila menemukan harga pakan di lapangan yang jauh di atas kisaran rata-rata industri.

“Silakan sampaikan melalui dinas dan kanal resmi Kementan. Kami siap menindaklanjuti agar tata niaga pakan tetap sehat dan usaha peternak rakyat terus berkelanjutan,” tegasnya.

Sementara itu, Ketua Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) Desianto Budi Utomo menyampaikan seluruh anggota GPMT saat ini mengikuti arahan pemerintah terkait kenaikan harga jagung yang berdampak pada harga pakan.

“Kami berharap upaya pemerintah membuahkan hasil agar harga bahan pakan, khususnya jagung, menjadi lebih stabil sehingga tidak terjadi lonjakan harga pakan. Hal ini karena bahan pakan merupakan kontributor 85 persen dalam struktur biaya pakan,” jelasnya.

Sejalan dengan itu, peternak mendorong transparansi data harga jagung dan pakan, perluasan distribusi jagung program SPHP, serta pengawasan terhadap praktik perdagangan yang tidak wajar agar stabilitas harga pakan, ayam, dan telur tetap terjaga serta inflasi pangan terkendali.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan penyesuaian harga pakan yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir terutama dipicu kenaikan harga jagung pipilan kering sebagai bahan baku utama pakan ternak.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |