Ini Identitas 11 Korban Tewas Akibat Ledakan Amunisi di Garut

4 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Musibah memilukan terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal dunia akibat ledakan saat kegiatan pemusnahan amunisi tidak layak pakai di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Senin (12/5/2025) pagi.

Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 09.30 WIB di lokasi peledakan yang selama ini digunakan sebagai tempat pemusnahan amunisi oleh TNI. Ledakan besar itu sontak mengagetkan warga sekitar dan mengakibatkan korban jiwa, baik dari unsur militer maupun warga sipil.

Berdasarkan data awal yang dihimpun dari Kodim 0611/Garut, korban meninggal dunia berjumlah 11 orang. Dua di antaranya merupakan prajurit TNI, sedangkan sembilan lainnya adalah warga sipil. Berikut identitas korban yang berhasil diidentifikasi:

Korban dari unsur TNI:

1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan, ST., MM.

2. Mayor Cpl Anda Rohanda.

Korban dari warga sipil:

3. Agus bin Kasmin. 4. Ipan bin Obur. 5. Anwar bin Inon. 6. Iyus Ibing bin Inon. 7. Iyus Rizal bin Saepuloh. 8. Toto. 9. Dadang. 10. Rustiawan. 11. Endang.

Komandan Kodim 0611/Garut telah memerintahkan evakuasi para korban ke RSUD Pameungpeuk guna proses identifikasi lebih lanjut. Sementara itu, aparat gabungan dari TNI, Polri, dan instansi terkait bergerak cepat mengamankan lokasi kejadian agar tidak membahayakan masyarakat sekitar.

“Saat ini (kami tengah) berkoordinasi kepada aparat terkait untuk mengamankan lokasi peledakan dan menyatakan aman kepada warga sekitar,” kaya salah satu perwira Intel Kodim 0611/Garut dalam keterangan resmi yang diterima Republika, Senin (12/5/2025).

Hingga berita ini diturunkan, penyelidikan terkait penyebab insiden masih terus berlangsung. Dugaan sementara, ledakan terjadi akibat sisa amunisi yang belum sepenuhnya dimusnahkan namun sudah didekati oleh para korban yang mengira proses pemusnahan telah selesai.

Pihak TNI memastikan bahwa investigasi menyeluruh akan dilakukan guna mengungkap kronologi lengkap serta langkah-langkah pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang di kemudian hari.

“Laporan lengkap menyusul (perkembangan situasi juga masih) dalam monitoring,” katanya mengakhiri.

Read Entire Article
Politics | | | |