REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Integrasi Aviation Solusi atau InJourney Aviation Services (IAS), sub-holding dari InJourney, menegaskan komitmennya dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berdaya saing melalui penyelenggaraan Program IAS Terampil Batch 2 di Yogyakarta. Program ini adalah kelanjutan Batch 1 yang sukses dilaksanakan di Batam.
Program IAS Terampil Batch 2 menjadi bagian dari strategi berkelanjutan perusahaan dalam mendukung peningkatan kualitas layanan kebandarudaraan nasional. IAS Terampil dirancang sebagai program pengembangan kompetensi yang berorientasi pada kebutuhan operasional dan standar industri aviasi.
Pada Batch 2 ini, pelatihan difokuskan pada Basic Facility Care, yang mencakup Pemahaman menyeluruh mengenai perawatan fasilitas, Penerapan standar operasional prosedur, Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), dan Prinsip pemeliharaan fasilitas yang efektif, efisien, dan berkelanjutan.
Direktur Human Capital IAS, Israwadi, menyampaikan bahwa kesinambungan Program IAS Terampil mencerminkan investasi jangka panjang perusahaan pada pengembangan kapabilitas SDM.
“Keberhasilan IAS Terampil Batch 1 di Batam menjadi landasan kami untuk melanjutkan dan memperluas. Melalui Batch 2 di Yogyakarta kamk berupaya mencetak sumber daya manusia yang kompeten secara teknis, serta memiliki pemahaman mendalam terhadap standar layanan dan budaya keselamatan di lingkungan kebandarudaraan,” ujar Israwadi, di Hotel Novotel Yogyakarta, Senin (15/11/2025).
Ia menjelaskan, Peserta IAS Terampil Batch 2 berjumlah 30 orang dari warga di sekitar bandara. Program ini merupakan upaya untuk membuka kesempatan kerja dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di industri aviasi nasional, sejalan dengan dukungan terhadap pemerintah.
Selama program pelatihan, peserta mengikuti rangkaian pelatihan terstruktur yang meliputi pemaparan materi mendalam, diskusi interaktif, studi kasus berbasis praktik terbaik, serta sesi praktik lapangan yang dipandu oleh instruktur dan praktisi berpengalaman.
Selain Pelatihan, nantinya peserta juga akan mendapatkan program sertifikasi dan kesempatan On Job Training (OJT). Hal ini sejalan dengan upaya untuk membangun SDM yang terampil dan memiliki kompetensi, termasuk standar perilaku di dalam bekerja.
Israwadi menuturkan, Program IAS Terampil merupakan bagian dari Program CSR Tahunan yang dilakukan secara kolaboratif oleh seluruh anggota IAS Group, yang juga Member of Injourney. Anggota yang terlibat meliputi IAS, Angkasa Pura Support, IASS, IAS High, IAS Hospitality, IAS Property, dan Gapura.
IAS juga menegaskan komitmennya terhadap inklusivitas, dengan menjadikan kaum difabel sebagai salah satu sasaran program ini, sejalan dengan aturan ketenagakerjaan dan target perusahaan untuk berkontribusi secara sosial.
Melalui penyelenggaraan IAS Terampil Batch 2, Israwadi berharap dapat terus mencetak tenaga kerja yang memiliki integritas, etos kerja tinggi, serta orientasi kuat pada mutu dan keselamatan layanan kebandarudaraan.
Plt Direktur SDM Angkasa Pura Support, Ricko Respati, menjelaskan, kegiatan IAS Batch 2 digelar selama lima hari yang meliputi Teknis, Sikap, dan Standar Layanan.
Ricko memaparkan bahwa pelatihan dimulai dengan pembekalan materi teknis intensif selama kurang lebih 2 hingga 3 hari, yang mencakup Teknik Facility Care, Pengembangan Soft Skill.
"Di sini kita tidak hanya serta-merta mengajarkan secara teknikal, tetapi kita bekali juga peserta dengan yang namanya soft skill," ujar Ricko Respati.
Ia menambahkan bahwa pembekalan soft skill ini sangat krusial, sebab IAS Group telah memiliki standar layanan hospitality yang merupakan turunan dari InJourney Group, memastikan semua lulusan memiliki standar layanan yang terintegrasi.
Aspek penting dari program ini adalah standarisasi kompetensi. Di akhir pelatihan, peserta akan mengikuti ujian kompetensi, dan sertifikat yang didapatkan akan dikeluarkan oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
"Program yang kita lakukan ini sangat memberikan nilai tambah bagi peserta," ucapnya.
Ricko menjelaskan, secara formal tidak ada jaminan peserta akan langsung bekerja di Bandara. Namun, ia menekankan bahwa kepemilikan sertifikat kompetensi ini menjadi nilai plus yang signifikan.
"Ketika peserta sudah memiliki sertifikat kompetensi untuk facility care, dan nanti apply untuk posisi di facility care di kami, yang pasti sudah ada satu nilai plus, yaitu telah tersertifikasi," ujar Ricko.
Dijelaskannya, proses perekrutan sangat objektif, melibatkan penilaian dari berbagai pihak. Penentuan diterima atau tidaknya seseorang bekerja akan melibatkan PT Angkasa Pura Indonesia, selain melalui wawancara dari tim IAS Group sendiri.
Karenanya, sertifikasi BNSP ini menjadi modal berharga peserta untuk bersaing dalam proses rekrutmen di IAS Group dan industri aviasi secara umum.

6 hours ago
6












































