Datangi Rumah Guru Madin di Demak, Wagub Jateng Singgung Perlindungan Hukum untuk Guru

7 hours ago 9

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin atau Gus Yasin, mengunjungi Ahmad Zuhdi (63 tahun), guru Madrasah Diniyah (Madin) Roudhotul Mutaalimin di Desa Jatirejo, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, Sabtu (19/5/2025). Zuhdi viral di media sosial setelah diharuskan membayar denda Rp 25 juta oleh wali murid karena melakukan penamparan terhadap murid terkait.

Dalam kunjungannya, Taj Yasin berdialog dan menyimak cerita Zuhdi terkait penamparan murid yang terjadi pada 30 April 2025 lalu. Peristiwa bermula ketika peci Zuhdi terkena lemparan sandal oleh murid. Kala itu Zuhdi tengah mengajar di kelas V. Sandal yang mengenai pecinya dilempar murid kelas VI yang sedang bermain di luar ruang kelas V.

Karena emosi, Zuhdi kemudian menampar murid yang ditunjuk teman-temannya sebagai pelaku pelemparan. Tiga bulan setelah kejadian, Zuhdi didatangi lima pria yang mengaku dari sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM). 

Kelima pria itu meminta uang damai kepada Zuhdi sebesar Rp 25 juta atas aksi penamparan yang dilakukannya. Mereka juga mengklaim sudah melaporkan kasus tersebut ke kepolisian. 

Gaji Zuhdi hanya Rp 450 ribu per empat bulan. Permintaan uang damai sebesar Rp 25 juta terlampau sulit untuk dipenuhi Zuhdi. Akhirnya, kelima pria yang mengaku dari LSM itu menurunkan tuntutannya menjadi Rp 12,5 juta. Karena takut dipolisikan, Zuhdi terpaksa membayar dengan cara berutang ke sejumlah temannya. 

Zuhdi tak membantah soal melakukan penamparan kepada murid di sekolahnya. Namun dia tidak pernah berniat melukai murid tersebut, melainkan hanya sebagai bentuk teguran mendidik. 

Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin, mengaku prihatin atas apa yang dialami Zuhdi. Dia berharap, kejadian semacam itu bisa diselesaikan secara kekeluargaan. 

Menurut Taj Yasin, tak ada guru sempurna. Namun dia berpendapat, menegur untuk membimbing adalah tugas guru.

“Kalau permasalahan kecil dibesarkan, akhirnya anak yang jadi korban. Kasus ini bahkan sempat viral. Anak jadi takut sekolah, guru tertekan, dan nama lembaga pendidikan ikut tercoreng,” ucapnya.

Taj Yasin juga menyoroti pentingnya peran orang tua dalam pendidikan karakter anak. Ia menekankan, tugas mengasuh dan mendidik anak tidak bisa dipertentangkan antara orang tua serta guru. Sebab keduanya memiliki peran masing-masing. 

Sementara Ahmad Zuhdi mengungkapkan, saat menerima kunjungan Taj Yasin, mereka tak hanya membicarakan perihal kronologis peristiwa penamparan. Taj Yasin, kata Zuhdi, juga sempat menyampaikan pentingnya perlindungan hukum terhadap guru. 

"Gus Yasin maunya, bagaimana caranya guru ada haknya. Anak dapat perlindungan hukum, yang gurunya tidak dapat, gimana? Makanya diusahakan," kata Zuhdi. 

Zuhdi mengaku tak mendapat saran apa pun dari Gus Yasin perihal aksi penamparan yang dilakukannya pada April lalu. "Tidak ada saran apa-apa, sudah jelas semuanya. Masalah sudah jelas. Tadi ngomong biasa saja," ucapnya.

Read Entire Article
Politics | | | |