Ayah dan Luka yang Tak Terlihat

2 hours ago 4

Image Umar Wachid B. Sudirjo

Parenting | 2025-05-18 20:28:01

Sumber foto: https://www.beritatransisi.com

AYAH DAN LUKA YANG TAK TERLIHAT

Cinta yang Tak Pernah Diminta Balas

Ayah tidak banyak bicara.Ia tidak memaksa kalian mencintainya kembali.Sejak pertama kali kalian menangis di pelukannya,itu sudah cukup bagi ayah untuk menyerahkan seluruh hidupnya.
"Ayah tidak pernah meminta terima kasih, karena senyum kalian sudah menjadi upah paling indah."

Perjuangan yang Tak Terlihat

Ayah bangun sebelum adzan,kadang belum makan sampai matahari tenggelam.Di luar, ia dimaki atasan, dicibir teman,di jalan ia dihimpit asap dan debu,di rumah—kadang tak disambut siapa-siapa.
"Ayah menyimpan semua itu dalam diam, karena tahu, kalau bukan dia siapa lagi?"

Janji: Niat yang Tertabrak Nasib

Pernah ayah berjanji membelikan sepeda,atau sekadar mengajak jalan ke taman kota.Tapi hidup tak selalu lunak pada rencana.Kadang bensin habis, kadang gaji tak cukup,kadang... tubuh sudah terlalu lelah.
"Bukan ayah ingkar, tapi dunia kadang menolak memberi ruang pada janji orang tua miskin."

Tuduhan yang Membakar Dada

Lalu kalian berkata:“Ayah pembohong.”Satu kata. Ringan di lidah, tapi rasanya seperti sembilu menari di dada.
"Kalian kecewa karena tak mendapatkan,tapi ayah terluka karena tak dipercaya."

Tangisan yang Tak Pernah Kalian Lihat

Ayah menangis. Tapi bukan di depan kalian.Ia tahu, seorang ayah harus tampak kuat.Jadi ia sembunyikan air matanyadi balik helm, di balik hujan, atau di sepi malam yang sunyi.
"Air mata ayah bukan tanda lemah,melainkan bukti bahwa hatinya masih bisa pecah."

Luka yang Tidak Terucap

Yang paling menyakitkan bukan ketika ayah dihina orang asing, tapi saat perjuangannya sendiri tak lagi dianggap berharga oleh anak-anak yang ia cintai sepenuh jiwa.
"Kalian kecewa karena janji tertunda.Ayah hancur karena perjuangan dianggap dusta."

Namun Ayah Tetap Pulang...

Meski dilukai, ayah tetap pulang.Meski disalahkan, ayah tetap mencari nafkah.Karena cinta ayah bukan cinta yang diukur dengan kata, tapi diukir dengan luka yang tetap dijalani dengan setia.
"Dan kelak, jika kalian menjadi orang tua,kalian akan tahu: cinta itu bukan tentang dihargai, tapi tentang terus memberi meski tak dipahami.*

Penutup

"Nak, jika suatu hari kau kecewa pada ayahmu, ingatlah bahwa ia lebih dulu mengorbankan segalanya untukmu--bahkan sebelum kamu bisa menyebut namanya dengan benar."

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |