AS Kembali Bajak Kapal Minyak Venezuela

4 hours ago 5

Penampakan kapal tanker minyak mentah Skipper yang disita oleh AS di lepas pantai Venezuela, di utara Guadeloupe, di selatan Laut Karibia, 12 Desember 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Militer Amerika Serikat kembali melakukan pembajakan atas kapal tanker minyak dari Venezuela. Ini menambah potensi perang di wilayah Amerika Selatan yang disebut Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva akan menimbulkan bencana kemanusiaan.

Amerika Serikat menyita sebuah kapal tanker minyak yang terakhir berlabuh di Venezuela, menurut Menteri Keamanan Dalam Negeri AS Kristi Noem. “Amerika Serikat akan terus mengejar pergerakan ilegal minyak yang dikenai sanksi yang digunakan untuk mendanai terorisme narkotika di wilayah tersebut,” tulis Noem di X pada hari Sabtu.

Penjaga Pantai AS menangkap kapal tersebut sebelum fajar dengan dukungan dari Pentagon, tambahnya. Insiden itu terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan blokade terhadap semua kapal tanker minyak yang masuk dan keluar Venezuela.

Ini adalah kedua kalinya dalam beberapa pekan terakhir AS menyita sebuah kapal tanker di dekat Venezuela. Hal ini terjadi di tengah penumpukan militer AS dalam jumlah besar di wilayah tersebut ketika Trump terus meningkatkan tekanan terhadap Presiden Venezuela Nicolas Maduro.

Sejak pasukan AS menyita kapal tanker minyak pertama yang terkena sanksi di lepas pantai Venezuela pekan lalu, terdapat embargo yang efektif, dengan kapal-kapal bermuatan jutaan barel minyak tetap berada di perairan Venezuela daripada mengambil risiko disita.

Sejak penyitaan pertama, ekspor minyak mentah Venezuela anjlok tajam.

Meskipun banyak kapal yang mengambil minyak di Venezuela berada di bawah sanksi, kapal lain yang mengangkut minyak dan minyak mentah negara tersebut dari Iran dan Rusia belum terkena sanksi. Beberapa perusahaan, khususnya Chevron Amerika, mengangkut minyak Venezuela dengan kapal resmi mereka sendiri.

Video pembajakan yang dilakukan pasukan Angkatan Laut AS terhadap tanker Venezuela, Rabu (10/12/2025). (X/Jaksa Agung AS Pam Bondi)

China adalah pembeli minyak mentah Venezuela terbesar, yang menyumbang sekitar 4 persen dari impornya, dengan pengiriman pada bulan Desember diperkirakan mencapai rata-rata lebih dari 600.000 barel per hari, kata para analis.

Untuk saat ini, pasar minyak memiliki pasokan yang baik, dan terdapat jutaan barel minyak di kapal tanker di lepas pantai Tiongkok yang menunggu untuk diturunkan.

Jika embargo tetap berlaku untuk beberapa waktu, hilangnya pasokan minyak mentah hampir satu juta barel per hari kemungkinan akan mendorong harga minyak lebih tinggi.

sumber : Reuters

Read Entire Article
Politics | | | |