Peracik Sanga-Sanga Bambang Pranoto (memakai topi) didampingi ahli dan praktisi herbal Riva Effrianti menggelar jumpa pers, Senin (11/5/2025) di Bali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Berkomitmen menjaga warisan herbal Nusantara yang autentik, PT Kutus-Kutus Indonesia Ingatkan Publik untuk mewaspadai produk Sanga-Sanga palsu yang beredar di pasar.
Ahli herbal, Riva Effrianti menekankan minyak sanga-sanga menggabungkan resep turun-temurun dan standar produksi modern. Sejak diluncurkan pada 11 Mei 2024, Sanga Sanga yang kini genap berusia satu tahun telah menjadi produk unggulan yang dipercaya oleh ribuan keluarga di Indonesia.
Sanga Sanga diketahui merupakan hasil transformasi dari produk legendaris minyak balur kutus kutus. Berbagai manfaat tersimpan di dalamnya, termasuk meredakan nyeri sendi, sakit kepala, melegakan pernapasan, dan meredakan pegal linu. Minyak ini sering digunakan sebagai pelengkap pengobatan medis dan dikatakan dapat membantu menyembuhkan berbagai penyakit.
Riva menjelaskan, formula asli minyak sanga-sanga tetap dipertahankan, diracik secara khusus oleh Babe Bambang Pranoto dari Bali, menggunakan bahan alami pilihan yang telah teruji khasiatnya selama puluhan tahun.
Perubahan Minyak Balur Kutus-Kutus yang bertransformasi menjadi Sanga-Sanga merupakan prestasi untuk memperkuat identitas merek sekaligus menjaga warisan herbal Nusantara yang autentik.
''transformasi ini bukan sekadar perubahan nama, melainkan komitmen kami untuk terus berkembang dan memastikan produk herbal berkualitas tinggi bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia. Ke depan, kami akan memperluas jaringan distribusi, meningkatkan riset berbasis teknologi, dan terus mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menggunakan produk asli,” terang Riva yang juga CEO & Founder Sanga Sanga by PT Kutus Kutus Herbal melalui keterangan tertulis diterima Senin (11/5/2025).
Perusahaan tukas Riva, juga berencana meluncurkan program sosialisasi kesehatan holistik di berbagai daerah serta menjalin kolaborasi dengan praktisi kesehatan tradisional untuk menjaga keberlanjutan warisan herbal Nusantara dan memperkuat posisi pengobatan alami di tengah masyarakat modern.
Riva menerangkan, dalam beberapa tahun terakhir, tren kembali ke pengobatan alami dan gaya hidup holistik kian meningkat. Produk-produk herbal lokal seperti Sanga Sanga menjadi pilihan masyarakat yang mencari alternatif alami untuk menjaga kesehatan. Namun, di tengah tren positif ini, peredaran produk palsu dan tidak terverifikasi menjadi tantangan serius yang harus dihadapi bersama.
sumber : Antara