REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Industri hiburan Amerika Serikat (AS) dibuat geger oleh rencana Presiden Donald Trump yang ingin menerapkan tarif 100 persen terhadap film yang diproduksi di luar AS. Usulan tersebut memicu kekhawatiran luas di kalangan eksekutif studio, sineas, hingga investor.
Sejumlah pelaku industri menilai wacana ini muncul dari kekhawatiran Trump terhadap fenomena runway production, yaitu tren produksi film dan serial TV yang berpindah ke luar negeri demi efisiensi biaya dan intensif pajak. Produksi film dan televisi yang dulunya terpusat di Hollywood kini memang telah banyak berpindah ke luar negara bagian lain, bahkan luar negeri karena pertimbangan insentif pajak dan efisiensi biaya. Banyak film, mulai dari produksi indie hingga film blockbuster, kini diproduksi di negara seperti Inggris, Prancis, Jerman, dan Hungaria.
Wakil ketua United Talent Agency, Jay Sures, mengonfirmasi bahwa biaya produksi film di luar AS memang jauh lebih murah dibandingkan produksi di negara tersebut. “Aktor dan sutradara Amerika umumnya lebih suka bekerja di dekat rumah. Tapi faktanya biaya produksi di luar negeri lebih murah. Studio Hollywood bisa membayar tiket pesawat dan hotel semua kru dengan tetap lebih hemat dibandingkan produksi di AS, karena upah buruh di luar negeri lebih rendah, ada intensif pajak, dan efisiensi lainnya,” kata Sures dilansir laman CNN pada Rabu (7/5/2025).
Sementara itu, beberapa sumber di Hollywood meragukan rencana tarif ini akan benar-benar terwujud. Sebagai bentuk kekayaan intelektual, film tergolong jasa bukan barang. Jasa umumnya tidak dikenakan tarif bea masuk, dan belum jelas juga bagaimana mekanisme tarif film asing akan diberlakukan.
Lebih jauh lagi, klaim Trump bahwa produksi film luar negeri merupakan ancaman terhadap keamanan nasional kemungkinan tidak akan lolos uji hukum. Namun demikian, para pemimpin industri hiburan tetap menanggap serius. Beberapa eksekutif telah menghubungi Menteri Perdagangan Howard Lutnick tentang usulan tersebut. Lutnick pun merepsons pernyataan Trump di platfom X dengan mengatakan mereka sedang menanganinya.
Adapun pada Senin lalu di Gedung Putih, Trump berencana akan bertemu dengan para eksekutif Hollywood sebelum mengambil keputusan akhir. “Kami akan berdiskusi dengan industri. Saya ingin memastikan mereka senang dengan ini,” kata dia.
Juru bicara Gedung Putih, Kush Desai, mengatakan meskipun belum ada keputusan final mengenai tarif film asing, namun pemerintahan sedang mengeksplorasi berbagai opsi untuk memenuhi arahan Presiden Trump dalam menjaga keamanan nasional dan ekonomi. Rencana Trump ini juga berdampak langsung pada pasar. Saham sejumlah perusahaan hiburan, termasuk Neflix, turun setelah pernyataan tersebut diumumkan.
Sementara itu, asosiasi industri seperti Motion Pictures Association (MPA) menolak berkomentar. Namun laporan mereka tahun lalu mencatat bahwa AS justru mencatat surplus perdagangan film sebesar 15,3 miliar dolar AS —tiga kali lebih besar dari nilai film yang diimpor.