Teknologi Terus Didorong untuk Wujudkan Industri Sawit Berkelanjutan

6 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia merupakan negara produsen terbesar minyak sawit di dunia. Berdasarkan catatan GAPKI (2025), areal perkebunan sawit Indonesia mencapai 16,38 juta hektare dan menghasilkan produksi minyak sawit mencapai 52,76 juta ton. Pangsa produksi minyak sawit Indonesia mencapai 58 persen dari produksi minyak sawit dunia. Di tengah permintaan pasar yang terus meningkat, industri kelapa sawit memiliki tantangan untuk meningkatkan produktivitas dan mewujudkan praktik berkelanjutan.

Tantangan tersebut penting untuk dijawab guna mengoptimalkan prospek pasar global sekaligus mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan. Guna menjawab tantangan tersebut, Fireworks Trade Media Group menggelar kegiatan Palmex Indonesia 2025 yang mengusung tema Palm Oil 4.0: Digitalization for a Sustainable Industry.

Kegiatan Palmex Indonesia 2025 bertujuan untuk mengeksplorasi teknologi terbaru dan menjalin kemitraan strategis di industri kelapa sawit. CEO Fireworks Trade Media Group, Kenny Yong, mengatakan Palmex Indonesia 2025 hadir bukan hanya sebagai pameran teknologi, tetapi juga sebagai platform kolaboratif bagi seluruh ekosistem industri kelapa sawit mulai dari produsen, penyedia teknologi, hingga pembuat kebijakan.

“Acara ini menampilkan solusi terdepan dalam digitalisasi, efisiensi produksi, dan keberlanjutan,” katanya di Jakarta.

Kenny Yong mengatakan, pihaknya menghadirkan program-program unggulan seperti konferensi industri, seminar teknis, dan sesi interaktif untuk mendorong diskusi dan transfer pengetahuan. Ia menegaskan, pihaknya berupaya untuk memperkuat posisi Palmex Indonesia sebagai ajang paling berpengaruh di Asia untuk teknologi kelapa sawit.

“Sekaligus mendukung upaya global menuju industri sawit yang lebih hijau dan inovatif,” ujar dia.

Dalam sesi seminar bertajuk Beyond Traceability: Tech Strategies for a Sustainable Palm Oil Industry yang berlangsung pada hari Kamis (15/5/2025) dipaparkan bahwa teknologi berperan besar untuk mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia.

Indonesia Sustainability Lead, Group Sustainability di Wilmar International, Pujuh Kurniawan, mengatakan digitalisasi dan teknologi berperan besar bagi perseroan dalam meningkatkan produktivitas dan menciptakan keberlanjutan bisnis. Ia mencontohkan, teknologi bisa berperan dalam mengontrol penggunaan pupuk sesuai dosis, menentukan jumlah tenaga kerja, hingga menentukan jadwal panen sawit.

“Jadi, setiap orang bisa melihat kalau ada yang terlalu banyak menggunakan pupuk. Ini penting untuk meningkatkan pendapatan, sekaligus mengurangi biaya,” kata Pujuh Kurniawan.

Ia menjelaskan, dalam hal keberlanjutan usaha atau profitabilitas maka teknologi yang digunakan lebih mencakup ke aspek manajemen dan efisiensi.nTeknologi-teknologi tersebutnakan berorientasi pada peningkatan produktivitas dannpendapatan sekaligus menekan biaya operasional.

“Kalau soal keberlanjutan lingkungan maka kita bisa melakukan monitoring untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Jadi, misalnya kita aplikasikan hotspot monitoring system maka kalau ada kebakaran maka akan ada bunyi notifikasi. Langsung pop-up, ada titiknya, bisa langsung ke lokasi,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Divisi Perusahaan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP), Achmad Maulizal Sutawijaya, menegaskan pihaknya memiliki komitmen kuat untuk mendukung penerapan teknologi guna mewujudkan industri kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia melalui beberapa cara, seperti mendukung penelitian dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan kualitas industri sawit (pengembangan teknologi).

Kemudian membantu meningkatkan penggunaan mesin dan peralatan modern untuknmengurangi biayanproduksi dan meningkatkan kualitas hasilnpanen (mekanisasi dannotomatisasi); mendukung penerapan teknologi digital, seperti sistem informasi manajemen dan aplikasi mobile, untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan perkebunan sawit (digitalisasi); serta mendukung pengembangan dan penerapan teknologi yang ramah lingkungan, seperti teknologi pengolahan limbah dan energi terbarukan (teknologi ramah lingkungan).

“Dengan demikian, BPDP berperan penting dalam meningkatkan daya saing dan keberlanjutan industri sawit Indonesia melalui penerapan teknologi,” ujar Mauli.

Read Entire Article
Politics | | | |