Sejarah Perumnas Depok Utara, Hunian VIP yang Cukup Diminati TNI/Polri dan PNS

2 hours ago 1
 Dok RUZKA INDONESIA) Penampakan kini, jajaran rumah di Jalan Jawa, Perumnas Depok Utara. (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Dulu, Depok tidak seperti saat ini, bisa dibilang tempat 'Jin buang anak'. Tidak ada yang mau tinggal di Depok, selain jauh dari Jakarta juga masih daerah perkebunan karet.

Dulu, orang Depok juga kerap dijuluki Belanda Depok karena ada kawasan kota tua yang merupakan kota yang dibangun sejak zaman kolonial Belanda, oleh tuan tanah VOC Belanda bernama Cornelis Chastelein pada 1696.

Hingga saat ini, pusat kota tua itu dikenal dengan kawasan Depok Lama yang terdapat banyak bangunan peninggalan kolonial Belanda yakni Jembatan Panus, rumah Presiden Depok hingga gereja-gereja tua serta kuburan Belanda.

Baca juga: Tempat 'Jin Buang Anak', di Depok Cicilan Rumah Cuma Rp 15 Ribu per Bulan, Dihuni Banyak Wartawan

Kota Depok yang berada di Jawa Barat (Jabar) dan berbatasan langusung dengan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta mulai berkembang dan terjamah pembangunan setelah Kementerian Perumahan Rakyat melalui Perusahaan Umum Perumahan Nasional (Perum Perumnas) membangun Perumnas pertama di Kota Depok pada 1975 yakni Perumnas Depok I.

Tipe rumah yang ditawarkan yakni tipe luas bangunan 70 m2 dan luas tanah 200 m2, tipe 70/120 m2, tipe 45/120 m2, tipe 45/90 m2, tipe 36/90 m2.

Selanjutnya, pada 1978, Perumnas membangun hunian VIP yang dikenal dengan nama Perumnas Depok Utara, berlokasi di Kelurahan Beji, Kecamatan Beji.

Baca juga: Perumnas Dukung Program Tiga Juta Rumah lewat Hunian TOD

Sedikit berbeda dengan Perumnas Depok I, tipe rumah yang dibangun yakni hanya tipe 70/250 dan tipe 45/200.

Rr. Siti Nurul, SE atau yang akrab disapa Titi Nurul atau Eyang Titi saat bercerita awal mula Perumnas membangun pertama kali perumahan di Depok, Sabtu (10/05/2025). (Foto: Dok RUZKA INDONESIA) Rr. Siti Nurul, SE atau yang akrab disapa Titi Nurul atau Eyang Titi saat bercerita awal mula Perumnas membangun pertama kali perumahan di Depok, Sabtu (10/05/2025). (Foto: Dok RUZKA INDONESIA)

"Tidak ada rumah masuk gang. Diantara belakang rumah ada gang. Hunian dibangun hanya sebanyak 2.000 unit yang diperuntukan untuk golongan III dan IV pegawai sipil negara (PNS) dan perwira menengah (Pemen) TNI/Polri," ungkap mantan pegawai Perumnas, Rr. Siti Nurul, SE atau yang akrab disapa Titi Nurul saat bercerita awal mula Perumnas membangun pertama kali perumahan di Depok, Sabtu (10/05/2025).

Titi yang merupakan pemilik sekolah Bintara dan Cakra Buana ini mengatakan, dalam perjalannya, Perumnas Depok Utara memang dihuni para PNS golongan III dan IV serta Pamen TNI/Polri yang saat itu masih disebut ABRI.

Baca juga: Depok Peringati Hari Jadi ke 26, Ini Sejarah Singkatnya dan Harapan Supian Suri

"Banyak fasos dan fasum yang akhirnya dimanfaatkan warga untuk tempat bermain, tempat pertemuan, masjid dan mushola serta sekolah, seperti sekolah SMP/SMA Yayasan 66 di Jalan Jawa dan sekolah Yayasan Al Muhajirin di Jalan Nusantara," jelas Titi yang kini sudah berusia 71 tahun dan akrab disapa Eyang Titi.

Fasos dan fasum di Perumnas Depok Utara cukup lengkap, ada masjid, gereja, sekolah dari tingkat TK, SD, SMP hingga SMA. Ada juga lapangan bola, Balai Rakyat, taman dan dan kuburan yang berada ditengah-tengah kompleks.

"Konsepnya jelas, Perumnas Depok Utara menjadi contoh sebuah konsep perumahan yang ideal. Mungkin cuma satu-satunya di Indonesia, lahan kuburan ada ditengah-tengah kompleks," terang Eyang Titi.

Baca juga: Lansia dan Lolita Aktif, Syawal Reflektif: Momentum Halal Bi Halal Majelis Taklim Al-Muqorrobin Depok Utara

Perumnas yang kala itu diplesetkan perumahan belum lunas menawarkan skema Kredit Pemilikan Rumah Bank Tabungan Negara (KPR BTN) yakni flat (tetap) selama 5 tahun, 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun dan 25 tahun dengan cicilan Rp 7.500 hingga Rp 15 ribu per bulan.

Peminat yang cukup tinggi, akhirnya membuat Permunas membangun hunian baru yakni Perumnas Depok Timur pada 1980 dan Perumnas Depok Tengah pada 1982.

Adapun tipe rumah yang dibagun cukup beragam dari tipe 70/200 m2, tipe 45/120 m2, tipe 36/90 m2 hingga tipe 21/60 m2.

Depok kemudian berkembang menjadi 6 kecamatan yakni Kecamatan Pancoran Mas (Perumnas Depok I), Kecamatan Beji (Perumnas Depok Utara), Kecamatan Sukmajaya (Perumnas Depok II Tengah dan Depok II Timur), Kecamatan Sawangan, Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Cinere.

Baca juga: Usai Sholat Ied, Warga Depok Berziarah ke Makam Keluarga

Pada 1982, pembentukan Kota Administratif (Kotif) Depok yang dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Amir Machmud sekaligus melantik Wali Kota Administratif yang pertama, yaitu Mochammad Rukasah Suradimadja oleh Gubernur Jawa Barat, Aang Kunaefi.

Pemerintah membangun Universitas Indonesia (UI) pada 1983, yang kemudian berdiri juga Universitas Gunadarma pada 1990.

Pada 1999, Kota Administratif Depok dimekarkan dan menjadi Kotamadya pada 27 April dengan 11 kecamatan dan seluruh desa berganti status menjadi kelurahan dengan 63 kelurahan.

Baca juga: Menyingkap Potensi Aset Bersejarah Depok Lama, Pemindaian Cepat Lanskap Perkotaan Bersejarah

Peresmian pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dilakukan pada 27 April 1999 bersamaan dengan Pelantikan Pejabat Wali Kotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok saat itu, Badrul Kamal, yang menjabat sebagai Wali Kota Kota Administratif Depok.

Depok selain merupakan Pusat Pemerintahan yang berbatasan langsung dengan Wilayah Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta juga merupakan wilayah penyangga Ibu Kota Negara, yang diarahkan untuk kota pemukiman, kota pendidikan. Selain itu juga, untuk pusat pelayanan perdagangan dan jasa, kota pariwisata dan sebagai kota resapan air.

Tahun ini Kota Depok merayakan hari jadinya yang ke-26, tepatnya pada 27 April 2025 yang kini dihuni lebih dari 2 juta penduduk. (***)

Read Entire Article
Politics | | | |