Pesantren di Pidie Jaya Keruk Lumpur Banjir: Kami Terpaksa Menggunakan Biaya Sendiri

9 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH - Pesantren Al Bayan, Gampong Mayang Cut, Kecamatan Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh, mengeruk lumpur banjir bandang yang menimbun bangunan lembaga pendidikan tersebut menggunakan biaya sendiri. Pesantren Al Bayan berada tidak jauh dari Jembatan Meureudu yang putus akibat banjir bandang pada akhir November 2025. Kini, jembatan tersebut sudah dapat dilalui.

"Kami terpaksa menggunakan biaya sendiri untuk mengeruk timbunan lumpur banjir bandang," kata Koordinator Kebencanaan Pesantren Al Bayan Meurah Johan di Pidie Jaya, Ahad (14/12/2025).

Semua bangunan di kompleks Pesantren Al Bayan tertimbun lumpur yang dibawa banjir bandang akibat meluapnya Krueng (Sungai) Meureudu. Ketinggian lumpur berkisar satu hingga dua meter lebih. Ia mengatakan, pengerukan timbunan lumpur menggunakan ekskavator ukuran kecil. Alat berat tersebut merupakan pinjaman dinas di Pemerintah Kabupaten Pidie Jaya.

"Alat beratnya kami pinjam. Namun, untuk bahan bakar minyak dan biaya operasional harus kami tanggung sendiri. Paling sedikit biaya yang dihabiskan mencapai Rp 1 juta per hari," katanya.

Untuk tahap awal, kata dia, alat berat mengeruk sumur bor yang tertimbun lumpur banjir bandang mencapai dua meter. Sumur bor tersebut nantinya difungsikan kembali untuk kebutuhan pesantren dan keperluan masyarakat sekitar yang hingga kini masih tinggal di pengungsian.

"Air bersih ini merupakan kebutuhan mendesak bagi korban banjir di daerah ini. Oleh karena itu, kami memfokuskan pengerukan timbunan lumpur di area sumur bor atau mengaktifkan kembali sumber air bersih tersebut," katanya.

Setelah di area sumur bor, pihaknya mengeruk timbunan lumpur di bangunan utama. Nantinya, bangunan tersebut dijadikan mushala dan tempat mengaji anak-anak.

"Pengerukan lumpur di kompleks ini agak berat kalau dengan biaya sendiri. Akan tetapi, ini kami harus kami lakukan untuk mengaktifkan kembali proses belajar mengajar di pesantren ini," kata dia.

Ia menyebutkan Pesantren Al Bayan memiliki 139 santri. Saat banjir bandang melanda di kawasan tersebut, ada empat santri dan enam guru tinggal di pesantren tersebut.

"Dengan kondisi timbunan lumpur seperti ini, kami harus menghentikan aktivitas belajar mengajar. Kami berharap ada bantuan pemerintah mengeruk timbunan lumpur banjir bandang yang tingginya mencapai lebih dari dua meter," kata Meurah Johan.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |