Petugas SPBU membersihkan mesin pengisian BBM di SPBU Shell, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (18/9/2025). Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan pemerintah terus memantau situasi di lapangan, termasuk potensi dampak terhadap tenaga kerja, agar kelangkaan di sejumlah SPBU swasta dapat segera diatasi melalui koordinasi dan pasokan bersama Pertamina.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah membuka peluang penyesuaian kuota impor bahan bakar minyak (BBM) bagi SPBU swasta seiring meningkatnya konsumsi BBM nonsubsidi. Penentuan kuota disebut akan mempertimbangkan pola permintaan masyarakat yang terus berubah.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan, kebijakan impor BBM tidak ditetapkan secara kaku. Evaluasi dilakukan berdasarkan tren konsumsi aktual di lapangan.
“Kebijakan yang akan diambil tentu akan dipengaruhi juga oleh pola konsumsi atau permintaan dari BBM,” ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Laode Sulaeman dalam Temu Media Sektor ESDM di Jakarta, Jumat (19/12/2025) malam.
Laode mengakui terjadi peningkatan pembelian BBM nonsubsidi sepanjang 2025. Kenaikan tersebut juga tercermin dari tingginya permintaan yang diajukan SPBU swasta.
“Kami lihat memang permintaannya kan sekarang lagi tinggi, ya. Sampai hari ini juga permintaannya tinggi. Tapi, persentase (peningkatan kuotanya) belum bisa saya sampaikan,” kata Laode.
Di sisi lain, pemerintah menegaskan kepatuhan badan usaha menjadi faktor kunci dalam penetapan kuota impor. Aspek tata kelola disebut akan menjadi pertimbangan sebelum kuota diberikan.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya mengingatkan SPBU swasta agar mematuhi seluruh ketentuan negara, termasuk terkait impor BBM. Pemerintah disebut telah menghitung kuota bagi badan usaha yang dinilai tertib.
“Kalau yang tidak tertib, belum saya hitung. Nanti saya sampaikan, masih diatur,” ujar Bahlil.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai badan usaha yang tidak mematuhi aturan, Bahlil enggan merinci. “Kamu kan tahu,” ucapnya kepada wartawan.

2 hours ago
5













































