Membangun Pendidikan Berkualitas Melalui Kedisiplinan Guru

7 hours ago 2

Image Odjie Samroji

Guru Menulis | 2025-05-17 18:47:55

Guru Mengajar mendidik karakter disiplin | Foto : pixabay.com

Baru-baru ini, Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) mengeluarkan berita yang mengejutkan: 68 guru ASN diberikan sanksi karena indisipliner. Kesalahan yang dilakukan oleh para guru ini beragam, mulai dari sering terlambat hingga memanipulasi absen online. Kepala Dinas Pendidikan HST, Muhammad Anhar, menegaskan bahwa kedisiplinan adalah fokus utama dari Bupati HST dan telah menjadi perhatian serius bagi DPRD HST. Langkah tegas telah diambil, termasuk memberikan surat peringatan dan menerapkan sanksi seperti penahanan gaji dan tunjangan.

Kedisiplinan guru bukan hanya soal datang tepat waktu atau mengisi absen dengan jujur. Ini adalah cerminan dari profesionalisme dan tanggung jawab yang harus dimiliki oleh setiap pendidik. Guru adalah panutan bagi siswa, dan perilaku mereka sangat berpengaruh terhadap karakter dan etika siswa. Jika guru tidak menunjukkan kedisiplinan, bagaimana kita bisa berharap siswa akan menghargai waktu dan tanggung jawab mereka?

Kepala Dinas Pendidikan HST, Muhammad Anhar, telah mengambil langkah tegas dengan memberikan surat peringatan dan menerapkan sanksi. Ini adalah langkah yang perlu diapresiasi, karena menunjukkan bahwa pemerintah daerah tidak tinggal diam menghadapi masalah ini. Namun, kita juga harus merenungkan apakah sanksi saja cukup untuk mengubah perilaku para guru tersebut.

Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan lingkungan yang mendukung dan sistem yang adil. Penegakan disiplin harus diimbangi dengan upaya untuk meningkatkan motivasi dan kesejahteraan guru. Mungkin sudah saatnya kita memikirkan program pengembangan diri bagi para guru, agar mereka merasa lebih dihargai dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik bagi siswa.

Selain itu, kerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) untuk meningkatkan kapasitas aplikasi absen online adalah langkah yang positif. Dengan sistem yang lebih baik, diharapkan masalah manipulasi absen dapat diminimalisir. Namun, teknologi saja tidak cukup; kita juga perlu membangun budaya disiplin dan tanggung jawab di kalangan guru.

Kita harus ingat bahwa guru adalah agen perubahan. Mereka memiliki peran penting dalam membentuk masa depan generasi penerus. Jika kita ingin melihat perubahan positif dalam pendidikan di HST, maka kita harus memberikan dukungan yang lebih dari sekadar sanksi. Mari kita ciptakan lingkungan yang memotivasi guru untuk berprestasi, sehingga mereka dapat menginspirasi siswa-siswa mereka untuk menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab.

Dalam menghadapi tantangan ini, mari kita berharap agar Dinas Pendidikan HST dapat terus berinovasi dan berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kedisiplinan adalah langkah awal, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana kita bisa bersama-sama membangun fondasi pendidikan yang kuat untuk masa depan yang lebih baik.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Read Entire Article
Politics | | | |