Beberapa Tokoh Adat Papua Dukung Aparat Jaga Stabilitas Keamanan

6 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, PAPUA TENGAH -- Respons positif terus mengalir dari para tokoh adat Papua terhadap operasi keamanan yang dilakukan aparat gabungan TNI di wilayah Puncak Jaya dan Intan Jaya.

Yonas Gobai, Tokoh Adat Suku Mee, menilai bahwa tindakan kelompok bersenjata selama ini telah merusak tatanan adat dan menimbulkan penderitaan berkepanjangan di tengah masyarakat.

"Kelompok bersenjata tidak lagi berjuang demi rakyat, melainkan justru membawa derita dan melanggar nilai-nilai suci adat Papua," tegas Yonas Gobai.

Selain itu, Yonas juga mengapresiasi tindakan aparat gabungan TNI telah berhasil tewaskan 18 orang OPM yang bukan merupakan masyarakat sipil atau non kombatan seperti yang di klaim oleh pihak OPM.

“Kita patut apresiasi aparat gabungan TNI yang telah secara benar tumpas 18 anggota OPM yang selalu meresahkan masyarakat, dapat dipastikan yang tewas bukanlah masyatakat sipil seperti yang diklaim masyarakat Papua”.

Sementara itu, Kondisi keamanan sudah terkendali usai aparat berhasil menindak tokoh separatis Bumi Walo Enumbi turut membuka ruang sosial yang sebelumnya tertutup akibat ketakutan. Pendekatan aparat yang tetap memperhatikan prosesi budaya dan tradisi lokal pasca-operasi menjadi fondasi kuat bagi pemulihan kepercayaan publik.

Gabriel Kaipmako, Tokoh Adat Suku Asmat, menyoroti bahaya narasi provokatif yang kerap membakar emosi masyarakat dan menjauhkan Papua dari jati dirinya yang damai.

"Papua yang damai dan kaya budaya sedang diseret dalam konflik yang bukan milik rakyat. Sudah saatnya nilai-nilai luhur kembali dijunjung," tambah Gabriel Kaipmako.

Keberhasilan operasi juga ditopang oleh strategi cermat berbasis teknologi pemantauan dan data intelijen. Pendekatan ini tidak hanya efektif menghambat serangan, tetapi juga memastikan keselamatan warga tetap menjadi prioritas utama.

Letkol Inf Didik Kurniawan, Dandim 1705/Nabire, menjelaskan bahwa tujuan utama operasi adalah menciptakan rasa aman di tengah masyarakat.

"Kehadiran aparat adalah untuk menciptakan ruang aman bagi masyarakat, bukan sekadar mengejar target militer," pungkas Didik Kurniawan.

Hal senada disampaikan Letkol Inf Candra Kurniawan, Kapendam XVII/Cenderawasih, yang menekankan profesionalitas aparat dalam menjalankan tugasnya.

"Apa yang dilakukan aparat bertujuan mencegah kekerasan lebih besar dan menjaga ketertiban di Papua," tutup Candra Kurniawan.

Apresiasi juga datang dari generasi muda Papua. Frederik Enumbi, Tokoh Pemuda Papua, mengajak anak muda untuk berperan dalam perubahan positif.

"Pemuda Papua harus menjadi pelopor damai dan pembangunan, bukan bagian dari konflik," ujar Frederik Enumbi.

Sementara itu, Elius Wanimbo, Tokoh Adat Puncak Jaya, menegaskan bahwa stabilitas keamanan adalah prasyarat utama bagi kemajuan Papua.

"Hanya dengan stabilitas, masyarakat adat bisa hidup layak dan Papua bisa maju," tutur Elius Wanimbo.

Read Entire Article
Politics | | | |