Media-Media Israel Panik, Negara Zionis di Ujung Tanduk

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Setelah berbulan-bulan mendukung agresi ke Gaza dan mengabaikan penderitaan di wilayah tersebut, media-media Israel mulai mengubah haluan. Mereka mengakui, diteruskannya perang di Gaza mengancam keberadaan negara Zionis tersebut.

The Times of Israel yang terkini menyerukan penghentian agresi ke Gaza. Dalam editorialnya pada Rabu, yang bertajuk “Hentikan Perang, Pulangkan Sandera, dan Selamatkan Israel, mereka menekankan bahwa diteruskannya serangan ke Gaza akan membuat Israel semakin kehilangan dukungan internasional. 

“Seiring berjalannya waktu, pemerintah, dengan tangannya sendiri, menghancurkan dukungan internasional yang tersisa terhadap upayanya, dengan Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan “mengambil alih seluruh Gaza” dan mengakui bahwa penduduk sipil Gaza berada di ambang kelaparan, setelah 11 minggu Israel menghentikan pasokan,” tulis the Times of Israel.

Mereka mengakui, diteruskannya perang semata terkait ambisi politik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu secara konsisten menyangkal bahwa politik koalisi mendorong kebijakan perangnya. Namun, menurut media itu, perhitungannya sederhana. Jika Netanyahu menghentikan perang, para politikus ekstremis sayap kanan seperti Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir akan mengeluarkan partai mereka dari koalisi, dan Netanyahu akan kehilangan mayoritas kursi di parlemen.

Namun jika ambisi politik Netanyahu diteruskan, yang terancam adalah keutuhan Israel. “Kepentingan keamanan Israel, aliansi global dan kohesi internalnya dipertaruhkan.” Diteruskannya perang juga akan semakin membuat ekonomi Israel terpuruk karena pasukan cadangan yang sedianya merupakan tenaga kerja penopang perekonomian Israel harus terus berperang.

The Times of Israel mengingatkan, dengan hilangnya dukungan Inggris yang diumumkan pada Selasa malam, saat ini tersisa Amerika Serikat sebagai satu-satunya sekutu besar yang relatif mendukung Israel dalam perang Gaza. Begitupun, Presiden AS Donald Trump belakangan tak lagi mendukung pengosongan Gaza. Sementara pekan lalu, Trump sudah memperingatkan bahwa banyak orang kelaparan di Gaza.

Hanya dengan menghentikan perang, menurut Times of Israel, Netanyahu bisa “membebaskan para sandera, menghentikan kematian untuk sementara waktu, memenangkan kembali masyarakat Israel dan sebagian komunitas internasional.”

Bahkan Jerusalem Post, yang dengan berapi-api mengecam kebijakan terkini sekutu-sekutu Israel, juga menyerukan gencatan senjata. “Ya, ada beberapa hal yang tidak bisa dilawan: Hamas sebagai sebuah konsep, dan waktu yang hampir habis bagi para sandera. Kreativitas diperlukan saat ini untuk mencapai kesepakatan,” tulis editorialnya.

Sebelumnya, surat kabar Yedioth Ahronoth pada Selasa malam mengutip sumber di Kementerian Luar Negeri Israel yang mengatakan kali ini Israel dalam masalah besar. “Kita berada dalam situasi terburuk yang pernah kita alami. Ini jauh lebih buruk daripada bencana. Dunia tidak bersama kita.”

Sumber tersebut menyatakan bahwa “sejak November 2023, dunia tidak melihat apa pun selain kematian anak-anak Palestina dan rumah-rumah yang hancur,” dan menekankan bahwa Israel tidak menawarkan solusi atau rencana untuk hari berikutnya, yang ada hanya kematian dan kehancuran.

Ia kemudian memeringatkan soal "boikot diam-diam" yang menurutnya belum pernah terjadi. "Hal ini akan meluas dan meningkat, dan kita tidak boleh meremehkan bahayanya." Dia menambahkan bahwa tidak ada seorangpun yang ingin dikaitkan dengan Israel.

Israel di titik nadir...
Read Entire Article
Politics | | | |