REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menyampaikan pesan khusus yang menekankan pentingnya kepedulian dan solidaritas antarumat beragama, terutama di tengah situasi bencana yang melanda sejumlah wilayah Sumatera, termasuk Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Dalam pesannya, Haedar menyoroti kondisi darurat nasional yang tengah dihadapi, di mana banyak korban kehilangan nyawa dan para penyintas mengalami trauma mendalam. Ia mengatakan momentum Natal kali ini berbeda, tak hanya waktu untuk perayaan spiritual, tetapi juga momen untuk menumbuhkan kepedulian sosial.
"Ketika kita menghadapi darurat nasional, musibah nasional, di mana banyak saudara-saudara kita yang meninggal, kemudian yang penyintas juga tentu trauma sedemikian rupa, baik dalam rangka Natal maupun konteks berbangsa secara keseluruhan, kami mengajak kepada seluruh umat beragama untuk selain mendoakan saudara-saudara kita di tiga kawasan itu untuk cepat pulih, kemudian mampu menerima musibah dengan sabar, tapi pada saat yang sama juga bahwa dengan spirit keagamaan kita harus peduli dan berbagi," kata Haedar, Jumat (19/12/2025).
Menurutnya, tindakan nyata dari kepedulian ini sangat dibutuhkan, terutama untuk tahap tanggap darurat. Ia menyebut peran penting masyarakat dalam mendukung proses rehabilitasi dan rekonstruksi pasca-bencana. Walaupun tugas utama dalam penanganan bencana tersebut adalah pemerintah, Haedar mengingatkan bahwa semangat berbagi dan peduli merupakan bagian dari tanggung jawab kemanusiaan yang lahir dari nilai-nilai keagamaan.
"Mereka tidak minta itu, tetapi sangat diperlukan untuk kita membantu tahap darurat. Lebih jauh lagi untuk kepentingan tahap rehabilitasi dan rekonstruksi. Memang tugas utama ada di pemerintah dan kami harapkan BNPB semakin sigap ya untuk mengkoordinasikan, tetapi sebagai fungsi dari hidup berbangsa, bernegara dengan dasar keagamaan tentu kita harus peduli dan berbagi," ucapnya.
Selain aspek sosial, Haedar juga menekankan makna spiritual Natal yang dirayakan oleh bagi umat Kristen dan Katolik bukan sekadar perayaan keagamaan, tetapi juga menjadi momentum untuk memperkuat kesadaran spiritual, menumbuhkan jiwa beragama yang mencerahkan, dan memperkuat persatuan dalam keberagaman.
Momentum ini diharapkan mampu memperkuat kesadaran kolektif masyarakat untuk saling peduli, meringankan penderitaan sesama, dan membangun bangsa yang lebih bersatu serta tanggap terhadap berbagai tantangan sosial.
"Yang terakhir juga tentu saudara-saudara kita, Kristen maupun Katolik dalam merayakan Natal itu akan selalu hadir spiritualitas, keilahian atau ketuhanan yang makin menghidupkan jiwa beragama yang mencerahkan, mencerdaskan, menyatukan kehidupan kita bersama dalam pergeragaman dan mampu peduli dan berbagi terhadap saudara-saudara sebangsa dan setanahnya," ujar Haedar.

2 hours ago
3














































