Joko Anwar Dianugerahi Gelar Ksatria Seni oleh Pemerintah Prancis

6 hours ago 17

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara dan penulis skenario film Ghost in the Cell, Joko Anwar, resmi dianugerahi tanda kehormatan Chevalier (Knight) de l'Ordre des Arts et des Lettres oleh" Pemerintah Prancis. Penganugerahan tersebut berlangsung dalam sebuah upacara di Gedung Kementerian Kebudayaan Prancis, Paris.

Penghargaan prestisius ini diberikan sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi, kontribusi, dan komitmen Joko Anwar dalam dunia sinema. Karya-karyanya dinilai telah memberikan dampak signifikan, tidak hanya bagi perfilman Indonesia, tetapi juga bagi lanskap sinema global.

Tanda kehormatan tersebut disematkan langsung oleh Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati. Dalam sambutannya, ia menyoroti pendekatan khas Joko Anwar dalam berkarya. Menurutnya, Joko Anwar menunjukkan bagaimana sinema dapat menjadi medium yang sangat aksesibel bagi penonton luas, dengan memanfaatkan genre sebagai pintu masuk, namun tetap memuat pesan sosial dan isu-isu penting dalam masyarakat.

"Dedikasi dan komitmennya telah berkontribusi pada kemajuan perfilman Indonesia, sekaligus memperkaya dialog sinema dunia," ujar Menteri Kebudayaan Prancis, Rachida Dati, dalam keterangan tertulis, dikutip pada Ahad (14/12/2025).

Dengan penganugerahan Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres ini, Joko Anwar bergabung dengan jajaran seniman dan tokoh budaya dunia yang diakui atas kontribusinya terhadap seni dan kebudayaan internasional. Ordre des Arts et des Lettres merupakan salah satu penghargaan kebudayaan tertinggi yang diberikan oleh Pemerintah Prancis kepada individu yang dinilai berjasa besar dalam pengembangan seni dan sastra.

Sepanjang sejarahnya, penghargaan ini telah diberikan kepada sejumlah tokoh berpengaruh dunia, di antaranya Martin Scorsese, David Lynch, Tim Burton, Pedro Almodovar, Isabelle Huppert, Meryl Streep, Cate Blanchett, Tilda Swinton, David Bowie, serta Hayao Miyazaki. Dalam pidato penerimaannya, Joko Anwar menyampaikan rasa terima kasih kepada Pemerintah Prancis serta merefleksikan perjalanan kreatifnya sebagai pembuat film yang tumbuh dan berkarya di Indonesia, la juga menjelaskan pendekatannya dalam berkarya.

"Melalui cerita-cerita yang dibungkus dalam horor, thriller, atau komedi, saya berusaha membicarakan hal-hal yang sering kali sulit dibicarakan secara langsung, tentang ketidakadilan, tentang kekuasaan, tentang manusia dan lingkungan tempat ia berpijak," kata Joko Anwar.

la mengatakan banyak karyanya lahir dari kegelisahan terhadap isu-isu sosial dan ekologis, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa sinema populer agar dapat menjangkau lebih banyak penonton. Penghargaan ini datang di tengah persiapan Joko Anwar merilis film terbarunya, Ghost in the Cell, yang dijadwalkan tayang pada tahun 2026.

Film ke-12 karya Joko Anwar ini merupakan sebuah horor-komedi yang menggunakan latar penjara sebagai metafora, sekaligus mengangkat isu kerusakan lingkungan, kekuasaan, dan tanggung jawab moral melalui pendekatan genre yang khas. "Ghost in the Cell adalah bagian dari percakapan yang sama yang selama ini ingin saya bangun lewat film-film saya. Menggunakan genre untuk menghibur, tetapi juga untuk mengajak penonton berpikir tentang dunia tempat kita hidup," kata dia.

Read Entire Article
Politics | | | |